Penyaluran Raskin Pakai E-Money Berisiko Tambah Pengangguran

CNN Indonesia
Selasa, 03 Mar 2015 15:50 WIB
CORE Indonesia mencatat saat ini jumlah pengangguran terbuka di Tanah Air mencapai 7,30 juta orang pada Agustus 2014 atau 5,94 persen dari total penduduk.
Pekerja memanggul karung beras dari tumpukan di gudang Bulog, Jakarta Utara, Rabu, 25 Februari 2015. Pemerintah menyalurkan beras miskin (raskin) dengan harga Rp1.600 per kilogram dan beras operasi pasar Rp7.400 per kilogram. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Center of Reform on Economics (CORE) mengingatkan pemerintah agar berhati-hati dalam mengubah konsep penyaluran beras untuk rakyat miskin (Raskin) menggunakan uang elektronik (e-money). Sebab, penyaluran subsidi beras secara online tersebut berpotensi menambah pengangguran di Tanah Air.

"Jika program raskin diganti e-money, akan ada ada 700 ribu sampai 750 ribu orang yang kehilangan pekerjaan karena terhentinya mata rantai penyaluran raskin," ujar Arif Satria, Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB), dalam diskusi bersama CORE di Jakarta, Selasa (3/3).

Estimasi tersebut, jelas Arif, dihitung berdasarkan jumlah pekerja yang menyalurkan Raskin ke 15,5 juta rumah tangga sasaran (RTS). Dia mengungkapkan 58 titik penyaluran distribusi Raskin di seluruh Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada lebih dari 300 ribu pekerja di 58 ribu titik ini, sedangkan Bulog mempekerjakan sekitar 400 ribu lebih orang untuk 1.570 gudang Bulog yang tersebar di seluruh Indonesia. Kalau dihitung bisa 700 ribu-750 ribu orang bakal kehilangan pekerjaan," jelas Arif.

Namun, Arif menyatakan angka tersebut belum menghitung jumlah pekerja di bagian pengangkutan, tenaga administrasi dan sebagainya. Apabila ditotal, maka potensi pengangguran bisa  mencapai 1 juta tenaga kerja akibat kebijakan penggantian raskin ke e-money.

"Angka 700 ribu lebih sama dengan hampir 10 persen dari angka pengangguran yang ada saat ini. ‎Jangan sampai gara-gara perubahan distribusi beras raskin, berdampak luar biasa kepada bertambahnya pengangguran, karena bisa mencapai 1 juta orang. Kan bahaya sekali?" kata Satria.

Arif mengatakan kebijakan tersebut tak hanya berisiko membengkakan jumlah pengangguran, tetapi secara psikologis juga bertentangan dengan program revolusi mental.

CORE Indonesia mencatat saat ini jumlah pengangguran terbuka di Tanah Air mencapai 7,30 juta orang pada Agustus 2014 atau 5,94 persen dari total penduduk. Sementara jumlah pengangguran terbuka di Indonesia berada di tingkat tertinggi pada 2005 yang menembus 11,90 juta jiwa.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER