Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta PT Pertamina (Persero) dan Total E&P Indonesie menyelesaikan negosiasi kepemilikan blok Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun ini. Batasan waktu tersebut untuk memastikan proses transisi berjalan mulus sehingga pada 2017 saat kontrak Total berakhir, Pertamina bisa langsung mengelola blok kaya gas tersebut.
“Pemerintah inginnya pada 2017 sudah langsung
switch ke Pertamina. Total juga sudah mengusulkan ada masa tiga tahun sebelum 2017 untuk transisi. Sehingga hal komersial seperti aset, komitmen investasi, dan
carry over lainnya bisa dibicarakan lebih dulu,” kata Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana di Jakarta, Selasa (10/3).
Dengan meminta masa transisi tiga tahun, maka sebenarnya keputusan pemerintah untuk menyerahkan pengelolaan Mahakam ke Pertamina pekan lalu bisa dinilai sedikit terlambat. Oleh karena itulah, SKK Migas menurutnya meminta Pertamina dan Total melakukan negosiasi dan membuat kesepakatan bisnis secara mulus tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan waktu yang tepat untuk mempertemukan Pertamina dan Total adalah November 2015. Dalam pertemuan tersebut, kedua perusahaan diminta menegosiasikan berapa besar kepemilikan atau participating interest Total sebagai pengelola Mahakam terdahulu di blok tersebut pasca 2017.
“Pertamina dan Total akan saya pertemukan sehingga bisa mencari jalan tengah agar produksi Mahakam bisa tetap stabil ketika beralih kepemilikan. November nanti, akan dipertemukan keduanya,” katanya.
Mantan bos PT Pindad (Persero) tersebut mengatakan angka US$ 25,2 miliar atau setara Rp 302,4 triliun dicantumkan Pertamina dalam proposal rencana pengelolaan Mahakam dalam meneruskan produksi blok tersebut selama 20 tahun ke depan. “Investasinya untuk 20 tahun, bisa dari
equity dan
financing tapi masih perlu ditegaskan lagi ke Pertamina,” kata Sudirman.
Kontrak bagi hasil blok Mahakam ditandatangani pada 1967 yang kemudian diperpanjang pada 1997 untuk jangka waktu 20 tahun sampai 2017. Awalnya saat eksplorasi dilakukan pada 1967, cadangan (gabungan cadangan terbukti dan cadangan potensial) minyak dan gas bumi di Blok Mahakam cukup besar yaitu 1,68 miliar barel minyak, serta gas bumi sebesar 21,2 triliun kaki kubik (TCF).
Setelah mulai berproduksi dari lapangan Bekapai pada 1974, Total dan Inpex telah melakukan produksi dan pengurasan secara besar-besaran cadangan di blok Mahakam dan membuat Indonesia menjadi eksportir LNG terbesar di dunia pada kurun waktu 1980-2000.
Namun, kini setelah selama 40 tahun, sisa cadangan terbukti dan potensial minyak Mahakam saat ini sebesar 185 juta barel dan cadangan gas sebesar 5,7 TCF. Pada akhir masa kontrak di 2017, diperkirakan masih tersisa cadangan minyak sebesar 131 juta barel dan cadangan gas sebanyak 3,8 TCF.
(gen)