Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan telekomunikasi pelat merah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom mencatatkan laba bersih sebesar Rp 14,63 triliun sepanjang 2014. Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan prediksi konsensus analis.
Ariyanto Kurniawan, analis PT Mandiri Sekuritas mengatakan laba bersih Telkom sepanjang 2014 sedikit di bawah prediksi. Laba bersih kuartal IV 2014 dibukukan Rp 3,2 triliun atau turun 21 persen secara kuartalan.
“Capaian itu membuat laba bersih sepanjang 2014 menjadi Rp 14,63 triliun, sedikit di bawah prediksi Mandiri Sekuritas dan konsensus sebesar Rp 15,2 triliun-Rp 15,3 triliun,” ujar Ariyanto seperti dikutip dari riset, Selasa (10/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, kinerja lemah Telkom pada kuartal IV 2014 disebabkan oleh naiknya beban depresiasi menjadi Rp 5,1 triliun sebesar 32 persen secara kuartalan dan peningkatan beban umum dan administrasi sebesar 189 persen dari kuartal sebelumnya, menjadi Rp 1,6 triliun.
Margin operasional dan margin Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) pada kuartal IV 2014 turun masing-masing menjadi 30,4 persen (dari 33,6 persen pada kuartal III 2014) dan 51,7 persen (dari 53 persen pada kuartal III 2014).
“Meskipun demikian, EBITDA sepanjang 2014 sebesar Rp 46,8 triliun sejalan dengan prediksi Mandiri Sekuritas dan konsensus. Kami akan menyampaikan update lagi ketika sudah ada detail kinerja operasional perusahaan,” jelas Ariyanto.
Telkom membukukan laba bersih Rp 14,63 triliun sepanjang 2014, tumbuh 3 persen ketimbang tahun sebelumnya Rp 14,2 triliun. Pendapatan Telkom meningkat tipis menjadi Rp 89,69 triliun dari setahun sebelumnya Rp 82,96 triliun.
Laba usaha Telkom pada 2014 mencapai Rp 29,37 triliun, meningkat dibandingkan dengan periode yang sama setahun sebelumnya Rp 27,84 triliun. Telkom membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 21,44 triliun pada 2014 dari sebelumnya Rp 20,29 triliun.
Sementara itu, total aset yang dibukukan Telkom hingga akhir tahun lalu mencapai Rp 140,89 triliun, melonjak dari periode setahun sebelumnya Rp 127,95 triliun.
Liabilitas Telkom juga melonjak menjadi Rp 54,77 triliun dari sebelumnya Rp 50,52 triliun. Adapun ekuitas mengalami lonjakan menjadi Rp 86,12 triliun dari sebelumnya Rp 77,42 triliun.
Garap Pasar Konten DigitalSebelumnya, Telkom menjalin kerjasama dengan PT Media Bisnis Telematika (MBT) untuk menggarap pasar konten digital nasional dengan menyajikan informasi dan inovasi yang kreatif di portal-portal berita yang dikelola mitranya tersebut.
Direktur Enterprise & Business Services Telkom Muhammad Awaluddin menjelaskan di Indonesia, Native Advertising merupakan bisnis yang baru dikembangkan di Indonesia. Melalui kerjasama dengan MBT, Telkom coba menawarkan konten digital yang kuat bagi para pelanggannya. “Sebagai perusahaan startup, kami menilai MBT cukup menjanjikan jika konsisten dengan konsep Connectivity, Content, dan Community yang dikembangkannya,” ujar Awaluddin.
Sementara Chief of Content and Strategist MBT Doni Ismanto Darwin menjelaskan perusahaannya akan mengoptimalkan pendapatan dari belanja iklan digital di Indonesia yang setiap tahun terus meningkat.
Doni mengatakan pada awal Januari 2015, perusahaannya telah mendapat kepercayaan dari Telkom untuk menjalankan strategi Native Advertising Divisi Business Service (DBS) Telkom yang menggarap pasar Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui penyediaan kanal Smart Bisnis di salah satu portal berita yang dikelolanya.
Awal Maret 2015, MBT juga kembali berhasil mendapat kepercayaan dari Telkom melalui anak usahanya, Pointer, menggarap ekosistem digital marketing di sektor pariwisata.
(gen)