Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merespons pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan melakukan
stress test untuk industri perbankan di tanah air. OJK mengklaim meski rupiah bertengger di level Rp 14 ribu per dolar, kondisi perbankan Indonesia masih aman.
“Kami sudah lakukan
stress test. Hasilnya, jika rupiah mencapai level Rp 14 ribu, perbankan masih aman. Namun, jika mencapai Rp 15 ribu, maka ada satu sampai lima bank kecil yang terancam,” ujar Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK Irwan Lubis di Jakarta, Kamis, (12/3).
Irwan menyatakan
stress test dilakukan setelah dolar terus menguat dan melemahkan hampir seluruh mata uang utama dunia, hingga rupiah ikut terseret. Dia menyatakan proses
stress test melalui pengkajian beberapa variabel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Di antaranya variabel pertumbuhan ekonomi, kredit macet, utang valas, dan efek lanjutan lainnya,” jelas Irwan.
Dia mengungkapkan dalam melakukan stress test ini, OJK telah memanggil manajemen bank untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaannya. Hal itu agar semua informasi yang diperoleh valid.
“Kami sudah sangat
aware. Tapi diharapkan jangan sampai depresiasi kian dalam. Kami tak ingin sampai stabilitas ekonomi makro terganggu,” katanya.
Awasi Transaksi ValasLebih lanjut, Irwan menyatakan OJK juga melakukan supervisi yang aktif terkait transaksi valuta asing (valas). Dia mengungkapkan, dari hasil monitoring, semua transaksi valas mempunyai
underlying yang jelas.
“Risiko pasar meningkat, tapi masih
managable dan terkontrol oleh pengawas,” kata Irwan.
Seperti diketahui, dalam kesimpulan Rapat Bulanan Dewan Komisioner OJK pada Rabu, 11 Maret 2015 untuk mengevaluasi perkembangan dan profil risiko di industri jasa keuangan, dinyatakan kinerja keuangan dan profil risiko di lembaga jasa keuangan terpantau masih normal.
Meski begitu, pertumbuhan kredit perbankan dan piutang pembiayaan per Januari 2015 tercatat masing-masing sebesar 11,55 persen dan 4,68 persen secara tahunan. Hal itu melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,58 persen dan 5,22 persen.
Namun, rasio kecukupan modal perbankan per Januari 2015 tercatat sebesar 21,01 persen, naik dibandingkan dengan posisi Desember 2014 sebesar 19,57 persen. Rentabilitas dan efisiensi perbankan juga tercatat stabil.
“Pada tahun ini, sejalan dengan membaiknya proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan kredit perbankan dan piutang pembiayaan diperkirakan meningkat,” ujar Irwan.
(gen)