Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Senin (16/3) telah menembus Rp 13.237, yang merupakan level yang terendah sejak krisis 1998. Tak hanya rupiah, sejumlah mata uang negara-negara mitra dagang AS juga mengalami nasib serupa.
Pada perdagangan hari yang sama, dolar Australia (AUS$) juga melemah ke level US$ 76,2 sen, yang merupakan nilai terendah dalam enam tahun terakhir.
Bank of New Zealand, yang merupakan bagian dari National Australia Bank (NAB), memprediksi AUS$ akan menyentuh titik terendah di level US$ 73 sen pada pertengahan 2016 dan kembali naik ke kisaran US$ 75 sen pada akhir tahun depan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raiko Shareef, currency strategist Bank of New Zealand, menuturkan kebijakan moneter AS menjadi isu hangat yang menutup kabar kejatuhan harga komoditas unggulan Australia, seperti baja. Dia memperkirakan Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunga acuan pada Juni tahun ini.
"Itu akan mendorong kenaikan dolar AS dan dolar Australia berisiko semakin melemah," ujarnya seperti dikutip ABC.
Kejatuhan dolar Australia justru menjadi kabar baik bagi para eksportir makanan dan komoditas pertanian. Federasi Petani Nasional Australia mengkalkulasi setiap AUS$ melemah 1 sen maka pendapatan bersih sektor agribisnis meningkat AUS$ 220 juta.
Menyikapi pelemahan kurs, NAB telah memangkas suku bunga acuannya pada Februari dan diprediksi akan berulang pada Mei.
Di Jepang, dolar AS juga perkasa terhadap Yen. Reuters mencatat posisi terakhir dolar di pasar Jepang berada di level 121 yen, yang merupakan level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Sementara di kawasan Eropa, Euro terjerembab ke level US$ 1,05, yang merupakan kejatuhan terdalam dalam 12 tahun terakhir.
(ags/gen)