Menteri ESDM Klaim Campuran BBN pada BBM Bawa Manfaat Banyak
Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 16 Mar 2015 22:11 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Seorang pekerja merapikan hasil panen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tempat pengepul kelapa sawit Kunangan, Maro Sebo, Muarojambi, Jambi, Jumat (6/2). (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said berharap kebijakan menyoal penggunaan bahan bakar nabati (BBN) dalam campuran bahan bakar minyak (BBM) dapat menggenjot angka penyerapan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di dalam negeri. Pasalnya, dalam beberapa bulan terakhir angka ekspor CPO Indonesia mengalami penurunan akibat melemahnya perekonomian beberapa negara tujuan utama ekspor. "Market (domestik) kelapa sawit akan bergairah. Tiga setengah juta ton produksi akan diserap untuk biofuel," ujar Sudirman dalam konferensi pers di kantornya, Senin (16/3).
Selain menggenjot serapan dalam negeri, Sudirman bilang, penerapan campuran BBN yang ditargetkan mencapai 15 persen mulai tahun ini juga diyakini mampu menghemat cadangan devisa negara dari pembelian BBM impor. Sudirman mengklaim, pencampuran BBN jenis biofuel pada BBM akan mengurangi minyak impor sebesar 15 persen atau berkisar US$ 1,5 hingga US$ 1,6 miliar per tahun. "Itu akan menjadi penghematan devisa terbesar," kata Sudirman.
Dari pernyataannya, pemerintah pun diketahui akan menerbitkan revisi Peraturan Menteri ESDM Nomor 20 Tahun 2014 yang merupakan perubahan dari Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga BBN sebagai Bahan Bakar Lain dalam dua atau tiga hari mendatang. "Kalo porsi biofuel ditambah dan pangan ditarik, kemungkinan akan ada demand baru terhadap ekspor. Hal itu juga akan menjadi tambahan devisa bagi negara," tutur mantan pimpinan divisi pengadaan minyak impor PT Pertamina yakni, Integrated Supply Chain (ISC).