Sentimen Lemah, Rupiah Diprediksi Loyo

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 17 Mar 2015 07:29 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi berada dalam rentang 13.245-13.230 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (17/3).
Pengunjung menghitung uang rupiah di tempat penukaran uang di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa, 10 Maret 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berada dalam rentang 13.245-13.230 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa (17/3), dengan kecenderungan melemah karena sentimen pasar uang yang masih lemah.

Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah bakal terjadi seperti ulasan sebelumnya di mana laju rupiah masih menunjukkan adanya pelemahan. Apalagi jelang Rapat Dewan Gubernur BI dan Bank Sentral AS (The Fed) di minggu ini yang membuat pelaku pasar memilih masih menjauhi rupiah.

“Kondisi inipun sesuai dengan perkiraan kami sebelumnya, karena belum adanya sentimen positif yang menahan pelemahan rupiah membuat lajunya kian bergerak turun,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Selasa (17/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reza menilai, harapan akan penurunan yang dapat lebih terbatas kembali sirna dan berpotensi kembali turun. Bahkan rencana rilis kebijakan pemerintah untuk meredam gejolak rupiah tidak ditanggapi antusias. Laju rupiah, lanjutnya, berada di bawah target level support 13.205.

“Meski masih berpotensi mengalami pelemahan namun, kami harapkan rilis BI rate dan The Fed tidak memperkuat laju dolar AS sehingga dapat memberikan kesempatan pada rupiah untuk menguat meski tipis,” jelasnya.

Dari perdagangan terakhir, kurs tengah rupiah ditransaksikan melemah 0,34 persen terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (16/3). Berdasarkan data BI, kurs tengah rupiah bertengger di level Rp 13.237 per dolar AS, dari kurs tengah sebelumnya Rp 13.191 per dolar AS.

Penurunan nilai tukar mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (AS) merupakan momentum yang bagus untuk menggenjot ekspor. Namun, Indonesia belum dapat memanfaatkan momentum itu menyusul pelemahan rupiah yang tidak dibarengi dengan kenaikan ekspor pada Januari.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nonmigas Indonesia selama Januari 2015 sebesar US$ 10,49 miliar atau turun 7,83 persen. "Dari 10 komoditas non migas, hanya ada beberapa komoditas yang merespon dengan peningkatan ekspornya," ujar Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Senin (16/3). (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER