Bank Dunia: Dolar Menguat Secara Global, Rupiah Wajar Melemah

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 18 Mar 2015 17:34 WIB
Bank Dunia mencatat rupiah telah melemah 10,2 persen terhadap dolar Amerika Serikat sejak Juli 2014.
Ndiame Diop, Pemimpin Ekonomi Bank Dunia untuk Indonesia. (CNN Indonesia/Agust Supriadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap mata uang Amerika Serikat (AS) telah melemah 10,2 persen selama periode Juli 2014 hingga 13 Maret 2015. Bank Dunia menilai pelemahan tersebut wajar terjadi di tengah fenomena global depresiasi dolar.

Ndiame Diop, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, mengatakan tak hanya rupiah yang mengalami depresiasi, tetapi hampir semua mata uang di dunia juga mengalami nasib serupa.

"Rupiah melemah bukan karena salah kelola,  tapi menurut kami rupiah lebih baik dibanding mata uang negara lain yang juga ikut mengalami pelemahan,” kata Ndiame di Jakarta, Rabu (18/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati menguat, kata Diop, nilai tukar dollar AS hingga saat ini belum kembali ke posisi awalnya. Artinya, dolar masih berpotensi melanjutkan penguatan seiring dengan pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam pasca dihantam resesi keuangan pada 2008.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan saat ini para pelaku usaha sudah mulai menyesuaikan diri dengan volatilitas rupiah.

"Kami terbiasa dengan angka itu, tapi dengan kenaikan ini tentu kami akan repot. Karena kami harus melakukan adjustmen bisnis lagi," ujar Suryo.

Senada dengan Bank Dunia, Suryo menilai pelemahan rupiah saat ini bukan karena salah kelola bank sentral dan pemerintah. Kendati faktor eksternal mendominasi, Suryo melihat tetap ada faktor dalam negeri yang menambah lemah rupiah.

"Satu sisi kami mengerti kalau pelemahan ini adalah faktor eksternal, tapi ada juga karena faktor kemampuan kita dalam bertahan," katanya.

Sekarang, menurut Suryo, yang terpenting saat ini adalah meningkatkan cadangan devisa Indonesia gun ameredam volatilitas rupiah.

"Tantangannya kami punya kebijakan foreign exchange rezim yang perlu dimodifikasi. Kalau tidak kapan cadangan devisa kita akan kuat," katanya. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER