Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan berencana menambah komposisi surat utang berdenominasi valuta asing dengan tujuan membantu memperkuat nilai tukar rupiah. Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menyebutkan selama ini sekitar 80 persen surat utang yang diterbitkan negara dalam bentuk rupiah.
“Tahun ini akan kami naikkan porsi surat utang mata uang asing dari angka 20 persen. Samurai Bond dan Euro Bond juga termasuk,” ujar Bambang di Jakarta, Kamis (19/3).
Sampai saat ini, Kementerian Keuangan masih mencari waktu yang tepat untuk menerbitkan kedua jenis surat utang tersebut. Meskipun tidak menyebutkan berapa nominal dana yang akan ditarik dari surat utang tersebut, Bambang memastikan akan menerbitkannya pada semester I 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pokoknya mencari
best moment yang terbaik," kata Bambang.
Sebelumnya pemerintah menargetkan pembiayaan dari pasar valuta asing sekitar Rp 80 triliun atau 20 persen dari total target penerbitan obligasi negara tahun ini. Strategi yang dipersiapkan adalah melelang obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat, yen Jepang, dan euro di kuartal I 2015.
Bambang mengatakan pengeluaran surat utang tersebut juga mempertimbangkan kepastian Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed dalam mengumumkan arahan kebijakan moneter. Bambang juga menilai Janet Yellen, Gubernur The Fed, masih melihat perkembangan ekonomi Negeri Paman Sam sebelum menaikkan suku bunga.
Belum berubahnya suku bunga di AS membuat pelaku pasar masih mau masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia sehingga surat utang yang dikeluarkan oleh Indonesia masih cukup menarik bagi para investor asing terutama Eropa.
“Kami berkomitmen mengeluarkan bond yang denominasinya bukan rupiah akan lebih cepat di semester pertama," katanya.
(gen)