Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia kembali melonjak (
rebound) menyusul pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap beberapa mata uang asing, Jumat (20/3). Di New York Mercantile Exchange, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April berada pada level US$ 45,59 per barel atau naik sekitar 4 persen dibandingkan posisinya pada saat pembukaan.
Pun pasar komoditas London, ICE Futures Exchange mencatat minyak mentah jenis Brent pada 1:48 EDT di pengiriman Mei juga merangkak US$ 42 sen menjadi US$ 54,85 per barel. Dengan adanya kenaikan ini, itu artinya Brent sudah mengalami lonjakan harga sebesar 1 persen setelah dua minggu sebelumnya cenderung menurun.
Analis komoditas Citi Future, Tim Evans mengatakan, kenaikan harga minyak dunia juga tak lepas dari wacana perpanjangan sanksi pembatasan ekspor minyak dari Iran menyusul pengembangan teknologi nuklir dari negara yang dipimpin oleh Hassan Rouhani tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam pandangan kami, kekuatan hari ini terletak dari banyaknya transaksi efek di pasar dan tak terkait dengan fisik (minyak)," tutur Tim Evans seperti dikutip dari Reuters, Jumat (20/3).
Akan tetapi, fenomena merangkaknya harga minyak dunia tak sejalan dengan angka penggunaan fasilitas pengeboran sumur minyak atau rig. Perusahaan jasa minyak Baker Hughes melaporkan jumlah angka dan penyewaan rig saat ini di AS merupakan yang terendah dalam empat tahun. Meski begitu, penurunan rig pekan ini lebih kecil dibandingkan dalam dua minggu terakhir, dan harga hampir tidak beranjak pada data.
(dim/dim)