Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melansir penerapan program pencampuran bahan bakar nabati (BBN) sebesar 15 persen dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, atau yang dikenal mandatori B15 bakal meningkatkan disparitas antara harga keekonomian solar non subsidi (B0) dengan BBM tercampur (B15). Dalam hitungannya, disparitas antara dua produk tersebut diprediksi mencapai Rp 675 per liter.
"Tapi biaya ini dibebankan ke pemerintah dengan pengusaha sawit sesuai dengan kesepakatan kemarin. Diantaranya dengan pengenaan bea keluar dan dana CPO untuk setiap kegiatan ekspor (CPO Supporting Fund)," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana di Jakarta, Senin (23/3).
Akan tetapi, Menteri ESDM Sudirman Said tak menampik bahwa per 1 April nanti pemerintah akan kembali naikan harga jual BBM penugasan (premium dan atau solar). Sudirman mengisyaratkan, wacana kenaikan harga BBM dilatarbelakangi oleh tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang belakangan menembus level 13.000.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, di beberapa pasar komoditas internasional harga minyak mentah cenderung menurun dan berada di level US$ 45 per barel untuk minyak jenis Brent. Sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) berada pada kisaran level US$ 54 per barel. Tak ayal, saat ini pemerintah sedang menghitung penaikan harga BBM penugasan.
"Meski harga (minyak) sedang turun tapi di satu sisi rupiah melemah. Tapi nanti 1 April akan kita lihat perubahannya. Yang pasti kalau lihat aturannya (harga BBM) bisa di review minimal sebulan sekali. " tuturnya.
Sementara rata-rata harga minyak Indonesia Crude Price (ICP) selama Maret 2015, diperkirakan berada di kisaran US$ 52 sampai US$ 57 per barel atau mengalami penguatan ketimbang bulan lalu yang berada di US$ 54,32 per barel.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Teguh Pamudji menegaskan pemerintah akan kembali menaikan harga jual BBM penugasan per 1 April nantinya. "Ada kenaikan pada awal April. Besarannya sedang dihitung," cetus Teguh.
(gir/gir)