Tokyo, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menantang para pengusaha Jepang untuk berani meningkatkan investasinya sehingga bisa menjadi negara utama penanam modal asing (PMA) di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Jokowi di hadapan 1.200 pengusaha Jepang yang tergabung dalam Japan External Trade Organization (Jetro) melalui forum bisnis yang digelar di Hotel New Otani, Tokyo, Selasa (24/3).
“Indonesia sangat menarik untuk investasi, terbukti investasi asing yang ada terus naik. Selama ini Jepang berada di posisi nomor dua, tetapi saya yakin tahun ini bisa menduduki posisi nomor satu,” ujar Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Selasa (24/3).
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang 2014 lalu nilai investasi asing yang masuk ke Indonesia berjumlah US$ 28,52 miliar dengan total proyek yang dikerjakan sebanyak 8.885 proyek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari angka tersebut, investasi Jepang menyumbang US$ 2,7 miliar hanya kalah dari nilai investasi perusahaan-perusahaan Singapura yang mencapai US$ 5,83 miliar. Di tempat ketiga diduduki oleh perusahaan Malaysia yang menanamkan US$ 1,77 miliar sepanjang tahun lalu.
Investasi di Daerah
Dalam forum tersebut, Jokowi mengungkapkan pemerintah ingin membangun beberapa kawasan industri untuk menggerakkan ekonomi Indonesia. Tidak hanya di Jawa, tetapi juga di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
“Kami tidak ingin terkonsentrasi di Pulau Jawa saja tetapi juga di daerah-daerah kawasan Timur sampai Barat, semuanya akan kami kembangkan. Mulai dari jalan tol, jalur kereta api, 24 pelabuhan baru yang sebagian akan dibiayai APBN dan investor,” tegasnya.
Terkait stabilitas politik, Jokowi menjamin akan memberikan posisi yang stabil dan baik demi kenyamanan investasi. Sementara untuk perizinan, mulai Januari 2015 ada 21 kementerian yang sudah menyerahkan wewenang investasinya ke bawah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
“Sekarang ini setelah kami sederhanakan yang dulunya mengurus izin sampe 1.150 hari menjadi kira-kira 220 hari. Semoga bisa dimanfaatkan oleh investor-investor dalam mengurus perizinan,” pungkas Jokowi.
Sejumlah menteri Kabinet Kerja turut mendampingi Jokowi selama berada di Jepang antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri BUMN Rini Soemarno, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
(gen)