Jakarta, CNN Indonesia -- Menjelang habisnya kontrak pengelolaan Blok Mahakam pada 2017 mendatang, jajaran PT Pertamina (Persero) dikabarkan tengah memulai pembicaraan yang serius dengan Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation mengenai masa transisi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan pembahasan mengenai masa transisi pengelolaan blok minyak dan gas bumi (migas) yang terletak di Kalimantan Timur itu diharapkan bisa tercapai kesepakatan dalam waktu dua pekan.
"Hari ini proses diskusi resmi dimulai walaupun sebelumnya sudah sering bertemu. Harapan kami sih karena pemanasan sudah sejak November, dalam dua pekan sudah ada kesepakatan," kata Sudirman di Jakarta, Jumat (27/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudirman menjelaskan, masa transisi diperlukan demi menjaga kestabilan produksi migas di Blok Mahakam. Adapun pembahasan masa transisi meliputi status pegawai Total pasca habisnya kontrak hingga masalah teknis mengenai kegiatan eksplorasi, dan besaran investasi.
"Mulai 2018, Pertamina akan menjadi operator. Jadi Pertamina harus bersiap-siap," ujarnya.
Akan tetapi, para petinggi perusahaan yang hadir masih enggan berbagi informasi detil mengenai poin pembicaraan.
Presiden Direktur Total E&P Indonesie Hardy Pramono mengatakan, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang berarti mengenai kesepakatan masa transisi. "Masih jauh. Belum ada kesepakatan," ungkap Hardy usai pertemuan.
Di kesempatan berbeda, Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto kembali menegaskan bahwa pihaknya siap mengelola blok Mahakam sebagai operator. Meski begitu, ia urung dapat memastikan bahwa pihaknya lah yang akan menguasai penuh hak partisipasi (participating interest) Blok Mahakam.
"Itu putusannya akan ada di Pemerintah. Silakan tanya Pak Menteri," jelasnya.
(ags)