JK: Minyak Dunia dan Pelemahan Rupiah Picu Kenaikan Harga BBM

Noor Aspasia Hasibuan | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Mar 2015 15:58 WIB
Jusuf Kalla menyebut harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi alasan kuat pemerintah naikan harga BBM.
Petugas melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) ke sejumlah kendaraan di salah satu SPBU Kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (30/1). (Antara Foto/Wahyu Putro A
Jambi, CNN Indonesia -- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah yang resmi diberlakukan Sabtu dini hari (28/3) menimbulkan pro kontra di publik lantaran dianggap tak memiliki dasar yang kuat. Wakil Presiden Jusuf Kalla menjelaskan, ada dua alasan pemerintah menaikan harga BBM.

"Minyak dunia sedang naik dari seminggu lalu, sekaligus rupiah melemah. Harga BBM bergantung dua hal itu," kata JK di sela kunjungan kerja di Jambi, Sabtu (28/3).

Menurut JK, pelemahan rupiah terhadap dolar terjadi karena ada faktor eksternal, mulai dari pengaruh politik Yunani, Tiongkok, dan keperkasaan mata uang dolar terhadap rupiah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah sempat anjlok sebelumnya, harga minyak dunia kembali naik dari US$ 5 per barrel menjadi US$ 56 per barrel. Dua faktor ini menurut JK merupaakn alasan kuat pemerintah menaikan harga BBM.

JK memastikan, dampak negatif akibat kenaikan harga BBM telah diantisipasi pemerintah.

Kebijakan menaikan harga BBM ditentang mahasiswa yang tergabung dalam Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND). Ketua Umum LMND Lamen Hendra Saputra mengatakan, sebenarnya pemerintah telah mematok harga asumsi belanja minyak mentah sebesar US$ 60 per barel dalam APBN 2015. Sementara level tertinggi harga minyak dunia pekan ini US$ 59,1 per barel.

"Seharusnya dengan posisi harga minyak dunia masih di bawah harga patokan asumsi belanja, pemerintah belum perlu menaikan harga BBM per 28 Maret 2015," ujar Lamen dalam rilis yang diterima CNN Indonesia, Sabtu (28/3).

Kenaikan harga BBM jenis premium dari Rp 6.900 menjadi Rp 7.400 dan Rp 7.300 untuk di luar Pulau Jawa; dan Solar yang semula Rp 6.400 menjadi Rp 6.900 memang menuai kritik dari berbagai elemen masyarakat di Indonesia.

Lamen menuturkan, kebijakan pemerintah yang sering menaikan dan menurunkan harga jual BBM beberapa bulan terakhir merupakan bukti kuat telah diterapkan mekanisme pasar dalam proses jual-beli BBM di Indonesia. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER