Karawang, CNN Indonesia -- Manajemen PT Pertamina (Persero) menyatakan bakal melakukan penyesuaian harga jual gas elpiji 12 kilogram (kg) tiap dua pekan sekali, seperti halnya penetapan harga jual bahan bakar minyak (BBM) non subsidi Pertamax. Penyesuaian dilakukan lantaran elpiji tabung biru tersebut tidak lagi mendapatkan subsidi dari pemerintah.
“Harga Pertamax ditinjau dua minggu sekali. Kami juga akan lakukan penyesuaian harga elpiji 12 kg dalam dua minggu sekali," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro di Karawang, Kamis (2/4).
Kemarin, perusahaan minyak dan gas pelat merah ini diketahui telah menaikan harga jual gas elpiji 12 kg sebesar Rp 6.300 sampai Rp 8.000 per tabung. Ini dilakukan lantaran dalam beberapa waktu terakhir nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan, ditambah naiknya harga acuan CP Aramco di pasar dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena rupiah juga sedang melemah jadi korporasi memiliki wewenang untuk menaikan harga 12 kg. Ini juga mengacu pada Peraturan Menteri,” tuturnya.
Lepas TanganSeiring dengan naiknya harga gas elpiji 12 kg, manajemen Pertamina mengaku tak dapat menghindari praktik migrasi yang dilakukan konsumen gas 12 kg ke elpiji ukuran 3 kg. Berangkat dari hal tersebut, Wianda pun meminta badan pengawas dan pemerintah turut campur tangan dalam mengawasi distribusi gas 3 kg.
"Kalau 3 kg kan memang untuk usaha mikro dan rumah tangga kecil, yang jadi tugas Pertamina itu memastikan pasokan sesuai stok. Jadi kami butuh bantuan Disperindag dan Badan Pengawasan atau Badan Pengatur Hilir," ucap dia.
(gen)