Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) diminta menanggung selisih harga bahan bakar minyak (BBM) yang berlaku di masyarakat dengan nilai keekonomiannya saat ini. Awalnya, selisih harga jual yang lebih rendah dari harga keekonomian tersebut akan ditutupi dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan BBM jenis premium pada Januari dan Februari 2015.
Dalam rapat kerja dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat kemarin malam (30/3), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengklaim harga keekonomian premium saat ini adalah Rp 7.944 per liter. Harga produksi tersebut lebih tinggi Rp 544 per liter dari penetapan harga jual ke masyarakat yang ditetapkan Rp 7.300 per liter mulai Sabtu (28/3).
Begitu juga dengan harga keekonomian solar yang menurut Sudirman berada di level Rp 7.846 per liter, atau lebih tinggi Rp 946 per liter dari harga ritel saat ini di Rp 6.900 per liter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selisih tadi akan ditanggung Pertamina. Mereka akan menatausahakan antara keuntungan penjualan beberapa waktu lalu dengan selisih saat ini," ujar Sudirman di kantornya, Selasa (31/3).
Oleh karena itu, pemerintah telah menginstruksikan Pertamina agar lebih akuntabel dan melakukan sejumlah efisiensi guna bisa menyiasati selisih harga.
"Tapi kami jamin tidak ada kerugian untuk Pertamina agar tak menyalahi undang-undang perseroan," kata Sudirman.
(gen)