Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan kesepakatan perdagangan dengan petinggi Japan External Trade Organization (JETRO). Penandatanganan nota kesepahaman (
memorandum of understanding/MoU) dilakukan oleh Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan Chairman JETRO Hiroyuki Ishige pada hari Senin (23/3) di Tokyo, Jepang.
"Terkait dengan penandatanganan ini, Kemendag dan JETRO akan berkoordinasi lebih lanjut untuk segera mengimplementasikan MoU tersebut,” ungkap Rachmat seperti dikutip dari keterangan pers, Minggu (5/4).
MoU ini bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kerja sama antara Jepang dan Indonesia dalam rangka mendukung dan meningkatkan ekspor Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MoU ini memperhatikan keberlangsungan pertumbuhan ekonomi kedua negara melalui peningkatan volume ekspor produk bernilai tambah, membangun dan meningkatkan produk Indonesia dalam
global value chain (GVC), menjaga pengembangan akses pasar yang sudah ada sebelumnya, pengembangan dan diversifikasi pasar ekspor, dan peningkatan promosi, fasilitas, dan kerja sama teknik.
Berdasarkan data statistik, nilai perdagangan bilateral kedua negara pada 2014 mencapai US$ 40,1 miliar, dengan surplus neraca perdagangan bagi Indonesia sebesar US$ 6,1 miliar. Neraca perdagangan Indonesia terhadap Jepang mengalami surplus selama periode 2010-2014 dengan tren pertumbuhan negatif sebesar 12,38 persen. Tren serupa juga terjadi pada total perdagangan kedua negara di periode yang sama yang menunjukkan pertumbuhan negatif sebesar 2,57 persen.
Ekspor Indonesia ke Jepang pada periode Januari 2015 tercatat sebesar US$ 1,75 miliar. Jumlah ini turun sebesar 9,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 1,93 miliar. Sementara itu, impor Indonesia dari Jepang pada periode Januari 2015 tercatat sebesar US$ 1,17 atau turun 20,56 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,48 miliar.
Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Jepang adalah karet alam, peralatan elektronik, bijih logam, dan produk kayu. Sedangkan, komoditas impor Indonesia dari Jepang adalah mesin industri, kendaraan bermotor, besi dan baja, serta peralatan elektronik.
Dari sisi investasi, realisasi investasi Jepang di Indonesia berjumlah 1374 proyek dengan nilai US$ 2,7 miliar pada 2014. Realisasi investasi tersebut menurun dari realisasi investasi tahun 2013 dengan nilai total US$ 4,7 miliar dan jumlah 958 proyek.
(gen)