Harga Beras Turun Redam Inflasi April Akibat BBM dan Elpiji

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Minggu, 05 Apr 2015 17:52 WIB
Dampak kenaikan harga elpiji 12 kg akan sangat kecil. Pasalnya, masyarakat sekarang lebih banyak menggunakan elpiji ukuran tabung 3 kg.
(ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan penurunan harga beras bulan ini akan meredam dampak inflasi dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun gas elpiji baru-baru ini. Dengan demikian, inflasi yang terjadi tidak akan tinggi dan tidak jauh berbeda dengan inflasi Maret yang sebesar 0,17 persen (month to moth) atau 6,38 persen (year on year).

“Saya kira (inflasi karena kenaikan) harga BBM itu akan terkompensasi oleh panen yang merata karena puncak panennya di Maret tapi ternyata baru terjadi di April. Sementara di Maret harga gabah yang turun mempengaruhi harga beras yang diperkirakan turun di April,” ujar Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmita Hadi Wibowo di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis malam (2/4).

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementeran Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan naiknya harga solar dari Rp 6.400 per liter menjadi Rp 6.900 per liter dan harga premium dari Rp 6.800 per liter menjadi Rp 7.300 per liter. Harga tersebut mulai berlaku per 28 Maret 2015. Sementara itu, PT Pertamina (Persero) juga telah menaikkan harga elpiji 12 kilogram (kg) dari Rp 129 ribu menjadi Rp 141 ribu per 1 April.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati Sasmita tidak menyebutkan prediksi kontribusi kenaikan harga BBM pada inflasi April, dia memperkirakan dampak kenaikan harga elpiji 12 kg akan sangat kecil. Pasalnya, masyarakat sekarang lebih banyak menggunakan elpiji ukuran tabung 3 kg.

Dia memprediksi kontribusi kenaikan harga elpiji terhadap inflasi April ada di kisaran 0,02 hingga 0,03 persen. “Kalau misalnya pengaruh (kenaikan harga elpiji) terhadap inflasinya 0,02 (persen) terus harga beras turun nanti pengaruh (kenaikan harga elpiji) sudah hilang,” tutur Sasmita.

Berdasarkan data BPS, rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani sepanjang Maret adalah Rp 4.499 per kilogram (kg), turun Rp 422,69 per kg atau 8,59 persen. Penurunan harga gabah diprediksi masih akan terjadi bulan ini karena memasuki panen raya.

Sementara itu, harga beras bulan lalu masih mencatatkan kenaikkan rata-rata sebesar 2,24 persen dan berkontribusi terhadap inflasi Maret sebesar 0,09 persen. Tercatat, harga beras kualitas rendah di tingkat penggilingan naik sebesar 0,2 persen menjadi Rp 8.855,47 per kg, harga beras kualitas medium naik 0,5 persen menjadi Rp 9.298,25 per kg, dan harga beras kualitas premium naik 1,08 persen menjadi Rp 9.459,49 per kg. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER