Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengklaim torehan inflasi Maret 2015 sebesar 0,17 persen berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik sudah sesuai dengan ekspektasi tim ekonomi pemerintah. Menurut Sofyan angka inflasi sebesar itu masih terjaga dan bisa memenuhi target inflasi tahunan sebesar 4,5 persen plus minus 1.
“
It’s okay, artinya yang penting kan target tahunan kita nanti sebesar 4,5 persen plus minus 1. Itu yang paling penting,” kata Sofyan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (1/4).
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menjelaskan sepanjang bulan lalu, ada beberapa kejadian yang menyebabkan inflasi setelah selama dua bulan berturut-turut Indonesia merasakan deflasi sebesar 0,24 persen di Januari dan 0,36 persen pada Februari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kalau bulan kemarin itu ada beberapa pergerakan, seperti harga beras ternyata belum ada penyesuaian yang diharapkan karena panen raya baru mulai sekarang-sekarang ini. Lalu ada juga kenaikan harga bawang dan lain-lain. Tapi saya pikir masih oke,” kata Sofyan.
Sofyan menyebut deflasi yang terjadi pada Januari dan Februari 2015 sebagai tabungan, agar sampai akhir tahun nanti Indonesia tidak mengalami inflasi lebih dari 4,5 persen sesuai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.
Pria asal Aceh Timur tersebut juga mengaku tidak khawatir kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar mulai 28 Maret 2015 sebesar Rp 500 per liter, berpotensi meningkatkan inflasi April secara signifikan.
“Memang itu konsekuensi penyesuaian harga keekonomian. Masyarakat juga nanti akan terbiasa,” katanya.
Terkait tarif angkutan umum yang naik mengikuti kenaikan harga BBM, Sofyan menjelaskan kalau kebijakan penetapan tarif angkutan umum dalam kota merupakan kewenangan Pemerintah Daerah.
“Sebenarnya mereka juga sudah menaikkan tarif beberapa bulan lalu, jadi diimbau saja supaya tidak naik lagi,” ujar Sofyan.
(gen)