Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara (BTN) mengincar pembiayaan Rp 10,5 triliun pada tahun ini, di luar potensi dana pihak ketiga (DPK). Untuk itu, perseroan akan menerbitkan surat berharga dengan target indikatif Rp 7 triliun.
“Kami bakal terbitkan obligasi Rp 3 triliun, NCD (negotiable certified of deposit) sebesar Rp 4,5 triliun. Sementara Rp 3 triliun lagi berasal dari sekuritisasi KPR,” ujar Direktur Utama BTN, Maryono dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR-RI di Jakarta, Selasa (&/4).
Sebelumnya, manajemen BTN mengatakan kebutuhan pembiayaan rumah subsidi yang membutuhkan dana jangka panjang hingga 20 tahun sebagai alasan penerbitan obligasi. BTN menilai jika hanya mengandalkan DPK yang bersifat jangka pendek, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko ketidakseimbangan neraca (miss match).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui penerbitan obligasi, Maryono optimistis bisnis BTN akan tumbuh jauh lebih baik pada tahun ini ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Terlebih dengan mandatori yang sudah dikantongi BTN terkait penyaluran kredit bersubsidi dalam kerangka program 1 juta unit perumahan rakyat.
Pertumbuhan kredit BTN diproyeksikan tumbuh 19 persen, lebih tinggi dari prediksi 15 persen pertumbuhan kredit industri nasional versi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sebagai catatan, pada akhir tahun lalu BTN berhasil membukukan penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai Rp 116 triliun. Angka ini tumbuh 15,38 persen dibandingkan pencapaian 2013 yang sebesar Rp 100,46 triliun.
Iman Nugroho Soeko, Direktur BTN mengungkapkan, pihaknya telah merilis NCD senilai Rp 1,5 triliun. Adapun, untuk obligasi Rp 3 triliun diperkirakan bakal terbit pada Juni 2015, dengan menggunakan laporan keuangan Desember 2014.
“Obligasi ini tujuannya definitif jangka panjang, agar jangan ada maturity missmatch,” katanya.
BTN masih menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar total KPR sebesar 27 persen. Sedangkan untuk segmen KPR subsidi, peran BTN sangat dominan dengan menguasai pangsa pasar lebih dari 95 persen dari total penyaluran FLPP tahun 2011, 2012 dan 2013.
Lebih lanjut, total KPR yang sudah disalurkan BTN sejak 1976 sampai dengan 2014 berjumlah sekitar Rp 130 Triliun yang telah dimanfaatkan oleh lebih dari 3,5 juta masyarakat Indonesia.
(ags)