Rupiah Melemah, Kimia Farma akan Naikkan Harga 40 Jenis Obat

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 09 Apr 2015 10:19 WIB
PT Kimia Farma (Persero) menargetkan pertumbuhan ekspor sebesar 65 persen pad atahun ini dengan nilai perolehan diharapkan tembus Rp 77,55 miliar.
Apotik Kimia Farma di Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan farmasi pelat merah, PT Kimia Farma (Persero) Tbk akan menaikkan harga jual 40 produk obat non-generik hingga 12 persen menyusul pelemahan rupiah yang berpotensi mengganggu kesehatan neraca perseroan.

"Kalau obat generik itu tidak mungkin kita naikkan harganya. Untuk sekitar 40 produk tersebut akan kita naikkan harganya di kisaran 5 persen hingga 12 persen, tergantung jenisnya. Yang naik harganya itu, seperti obat-obat ethical dan OTC (over the counter)," ujar Rusdi Rosman, Direktur Utama Kimia Farma di Jakarta, Rabu (8/4).

IMS Health mencatat pasar obat ethical di Indonesia tumbuh 4,8 persen pada 2014 menjadi Rp 28,58 triliun. Sementara itu, pasar obat bebas (OTC) meningkat 7 persen menjadi Rp 23,62 triliun. Adapun pasar generic melemah 2,5 persen menjadi Rp 6,05 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait impor, Rusdi mengatakan perusahaan menghabiskan sekitar Rp 350 miliar untuk mengirim bahan baku dari luar negeri. Atas dasar hal tersebut, pelemahan rupiah jelas bakal mengganggu kinerja perseroan, meski tidak signifikan.

"Kita juga akan terus meningkatkan nilai ekpor. Selama ini kita ekspor ke 17 negara, ekspor 5,8 persen terhadap total penjualan. Kita berusaha mencari sumber-sumber bahan baku yang lebih murah," jelasnya.

Atas dasar hal tersebut, Kimia Farma mengincar penaikan ekspor hingga 65 persen menjadi sekitar Rp 77,55 milliar setelah perseroan memperoleh negara potensial baru.

“Ekspor selama 2014 berada di sekitar Rp 47 miliar. Kami targetkan pada 2015 bisa naik 65 persen,” ujar Farida Astuti, Direktur Kimia Farma.

Farida menjelaskan pihaknya telah memiliki negara tujuan ekspor yang baru. Negara-negara tersebut di antaranya adalah Myanmar, Kanada, Vietnam, Kamboja dan beberapa negara Afrika.

“Untuk penjualan, pada tahun ini kami targetkan mampu tumbuh hingga 16 persen menjadi Rp 5,38 triliun. Sementara laba bersih kami targetkan naik 8 persen menjadi Rp 236,5 miliar,” ujarnya.

Perseroan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 590,6 miliar pada tahun 2015. Farida menjelaskan dana tersebut akan dialokasikan untuk melakukan pengambangan bisnis Perseroan pada tahun ini. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER