Jakarta, CNN Indonesia -- Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bank terbesar di Indonesia dari segi kapitalisasi pasar, PT Bank Central Asia Tbk memutuskan untuk membagikan dividen 2014 kepada pemegang saham sebesar Rp 3,64 triliun, atau naik dari Rp 2,9 triliun pada 2013.
“Jika dihitung per lembar saham, maka untuk dividen interim Rp 50, lalu untuk final ditambah Rp 98 jadi totalnya Rp 148. Sementara jumlah saham ada sekitar 24 miliar,” ujar Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja di Jakarta, Kamis (9/4).
Dalam laporan keuangan perseroan, diketahui jumlah saham beredar per Desember 2014 sebanyak 24.655.010.000 lembar. Sebanyak 12,59 miliar saham, atau 51,09 persen kepemilikan dikuasai oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dalam komposisi masyarakat tersebut, 2,45 persen dimiliki oleh pihak yang terafiliasi dengan ultimate shareholders, sebesar 0,02 persen dimiliki oleh Robert Budi Hartono dan 0,02 persen dimiliki oleh Bambang Hartono dari grup Djarum.
Sementara, pemegang saham terbesar kedua adalah FarIndo Investments (Mauritius) Ltd sebesar 11,62 miliar lembar, atau 47,15 persen. Perlu diketahui, sesuai dengan surat Bank Indonesia No. 12/21/DPB3/TPB3-7 tanggal 25 Februari 2010, ultimate shareholders FarIndo Investments (Mauritius) Ltd adalah Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono.
Lebih lanjut, pemegang saham selanjutnya adalah bos dari Indofood, Anthony Salim. Dia diketahui menggenggam 434.079.976 saham atau 1,76 persen dari total saham BCA yang beredar.
“Untuk pembagian dividen, jadwalnya secepat mungkin dan sesuai peraturan Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan,” jelas Jahja.
Jumlah dividen yang dikucurkan tersebut setara dengan 22,06 persen dari laba bersih BCA 2014 senilai Rp 16,5 triliun, atau naik sebesar 15,7 persen jika dibandingkan dengan 2013 sebesar Rp 14,3 triliun.
Hal itu berasal dari pendapatan bunga bersih (
nett interest income) BCA yang sepanjang tahun lalu mencapai Rp 32 triliun atau naik 21,2 persen. Sementara, pendapatan operasional lainnya meningkat 13,5 persen menjadi Rp 9 triliun.
Dari sisi penyaluran kredit, sepanjang 2014 BCA mencatat sebesar Rp 34,3 triliun atau tumbuh 11 persen, sehingga
outstanding kredit menjadi Rp 346,6 triliun pada 31 Desember 2014.
(gen)