Jakarta, CNN Indonesia -- Pejabat negara saat ini sering tampil dengan batik. Wakil Presiden Jusuf Kalla rupanya punya cerita di balik pemakaian batik sebagai pakaian rutin para pejabat.
Bukan ‘korban’ mode apalagi mengikuti tren fesyen. Wapres Kalla mengatakan itu semua demi menghemat energi.
"Satu kali surat saya kepada Setneg menyebabkan seluruh kantor pemerintah tidak pakai AC di bawah 25 derajat Celcius. Oleh karena itu, kalau pakai jas seperti dulu pasti kepanasan, makanya sekarang pakai batik,” kata Kalla berseloroh, dalam sebuah dialog soal energi di Jakarta, Selasa (14/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada dialog tentang energi ini hadir pula Menteri Energi Sumberdaya Mineral ESDM Sudirman Said dan Menteri Perindustrian Saleh Husin.
Tapi sejurus kemudian Kalla serius membahas soal pentingnya penghematan energi. Kalla mengatakan ada setidaknya sepuluh sumber energi yang dipakai oleh masyarakat tapi sumber yang tidak berkelanjutan.
Jika dipakai terus menerus, maka sumber energi itu akan habis. Di sisi lain, harganya pun terpengaruh situasi politik. “BBM, Gas Alam harganya sangat terpengaruh politik. Nuklir, potensinya besar tapi dunia terbelah pendapatnya," kata Kalla.
Sementara itu BBM atau fosil oil memiliki dampak yang buruk pada lingkungan hidup. Beda halnya dengan energi dari batu bara yang murah tapi tidak bisa sefleksibel BBM.
Kehadiran energi terbarukan seperti Geothermal juga bukanlah satu solusi yang signifikan karena sifatnya yang tidak bisa dipindah, meski murah tapi investasinya mahal.
Selain itu, energi bersumber angin belum bisa diterapkan di Indonesia dan hanya bisa bekerja di 3-4 tempat di Indonesia.
Oleh sebab itu, kata Kalla, tak ada pilihan lain selain berhemat.
(ded/ded)