Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa jam usai Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi penurunan ekspor kuartal I 2015 sebesar 11,67 persen, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas dengan beberapa menteri untuk membahas hal tersebut. Dalam rapat kali ini, Jokowi mengajak puluhan eksportir untuk turut berdiskusi.
"Pengusaha ekspor siang hari diundang untuk hadir sehingga bisa memberikan masukan kepada pemerintah, terutama dalam rangka memperkuat dan mengembangkan ekspor produk-produk negara kita," ujar Jokowi ketika membuka rapat di kantornya, Rabu (15/4).
Jokowi mengaku siap menerima usulan sampai kritik pedas dari pengusaha sehingga bisa mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk bisa membantu para eksportir tersebut meningkatkan kinerjanya di tengah kondisi perekonomian global yang sulit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita semua ingin memperbaiki neraca perdagangan Indonesia, apalagi dalam situasi yang seperti ini. Para pengusaha jelas lebih tahu kebijakan atau regulasi apa saja yang diperlukan. Sehingga pemerintah bisa mendorong ekspor melalui regulasi tersebut,” kata Jokowi.
Bangun Komunikasi
Mantan Gubernur Provinsi DKI Jakarta tersebut mengatakan selama pemerintahannya berjalan, para menteri Kabinet Kerja selalu berupaya membantu pengusaha dengan memberikan insentif maupun mempermudah perizinan sehingga bisa mendongkrak nilai dan volume ekspor mereka.
“Tetapi tolong menteri-menteri diberi tahu, apa yang harus dilakukan pemerintah agar jadi lebih baik,” ujarnya.
Dalam rapat yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri terkait, Jokowi juga menegaskan kepada para anak buahnya tersebut untuk bisa mencari cara menekan biaya pelabuhan dan logistik sehingga biaya ekspor bisa ditekan.
(gen)