Jakarta, CNN Indonesia -- Kinerja ekspor Indonesia sepanjang kuartal I 2015 mengalami penurunan 11,67 persen menjadi US$ 39,12 miliar dibandingkan realisasi ekspor periode yang sama di 2014 sebesar US$ 44,29 miliar.
Penurunan ekspor terbesar terjadi pada komoditas migas sebesar 27,58 persen menjadi US$ 5,7 miliar dibandingkan ekspor migas kuartal I 2013 sebesar US$ 7,87 miliar. Sementara untuk ekspor non migas penurunannya lebih kecil, yaitu 8,23 persen menjadi US$ 33,42 miliar dibandingkan US$ 36,42 miliar nilai ekspor tiga bulan pertama tahun lalu.
Untuk komoditas migas, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menjelaskan meskipun pada Maret 2015 terjadi peningkatan volume ekspor minyak mentah sebesar 42,36 persen dan gas naik 7,57 persen, namun penurunan harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia menjadikan peningkatan volume tidak berarti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia turun dari US$ 54,32 per barel di Februari menjadi US$ 53,66 per barel pada Maret 2015,” ujar Suryamin di kantornya, Jakarta, Rabu (15/4).
Sementara dari komoditas non migas, BPS mencatat jenis barang yang paling tinggi peningkatan ekspornya adalah perhiasan atau permata sebesar 51,75 persen setara US$ 1,97 miliar dibandingkan sebelumnya US$ 1,3 miliar. Komoditas lain yang juga tinggi peningkatan ekspornya adalah besi dan baja sebesar 41,22 persen menjadi US$ 281,4 juta dibandingkan kuartal I 2014 sebesar US$ 199,3 juta.
“Selama Januari-Maret 2015, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$ 3,77 miliar, diikuti Jepang dengan nilai US$ 3,56 miliar, dan Tiongkok dengan US$ 3,13 miliar,” jelas Suryamin.
(gen)