KAA, Peluang Indonesia Bidik Penanam Modal Asing

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Apr 2015 20:30 WIB
Konferensi Asia Afrika (KAA) menjadi peluang Indonesia membuka diri bagi para pemodal asing dari negeri Tiongkok dan Jepang.
Tiongkok dan Jepang menunjukkan ketertarikannya untuk mengembangkan bisnis di Indonesia dalam sejumlah sektor.. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Konferensi Asia Afrika (KAA) menjadi peluang Indonesia membuka diri bagi para pemodal asing dari negeri Tiongkok dan Jepang. Ketua KAA sekaligus Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, kedua negara telah menunjukkan ketertarikannya untuk mengembangkan bisnis di Indonesia dalam sejumlah sektor.

"Posisi Indonesia jadi unik karena Tiongkok dan Jepang berebutan investasi ke Indonesia karena kita tahu, mereka punya persoalan masalah Laut Cina Selatan. Indonesia bisa berperan menjembatani. Pada sisi lain, potensi ekonomi juga besar untuk berkembang," katanya usai memberikan pidato di Konferensi Rakyat Asia Afrika, di Galeri Nasional, Jakarta, pada Sabtu (18/4).

Kali ini, Luhut menjelaskan, Indonesia akan kembali membuka tangannya untuk sektor infrastruktur bagi Negeri Tirai Bambu. "Jepang karena industri manufaktur, mereka sekarang ingin lebih pesat. Jepang ada di minyak, gas, dan otomotif," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luhut optimis Indonesia akan menjadi poros baru dalam perkembangan ekonomi dan bisnis. Selain karena sumber daya alam Indonesia yang melimpah, alasan menarik bagi Jepang dan Tiongkok untuk menanamkan modal yakni stabilitas ekonomi.

"Tidak menutup kemungkinan akan jadi kekuatan ekonomi dunia dalam 10-15 tahun. Kita juga berharap negara-negara Afrika jangan jadi market dari negara-negara maju," katanya.

Dalam agenda KAA, pemerintah Indonesia menggelar dua ragam pertemuan yang membahas sektor ekonomi secara spesifik yakni Asia Africa Business Summit dan World Economic Forum. Luhut menjelaskan, pemerintah berupaya membuka kesempatan investor asing melalui dua acara tersebut.

"Asia Africa Business Summit, itu bicara banyak soal Usaha Kecil dan Menengah (UKM) karena khusus di Afrika masih banyak negara-negara yang jauh lebih bersahaja. Kalau World Economic Forum, kami mengundang CEO di dunia yang kaya-kaya. Kami berharap akan melahirkan berbagai bentuk kerja sama ekonomi antara negara-negara selatan," katanya. (agh/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER