Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada dalam rentang support 5.400-5.417 dan resisten 5.450-5.470 pada perdagangan Senin (27/4), dengan kecenderungan bergerak flat karena minimnya sentimen.
Reza Priyambada, Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia, mengatakan laju IHSG sempat berada di area target resisten (5.448-5.468) dan juga sempat di area target support (5.411-5.426) dan mampu ditutup di atas area tersebut.
Menurutnya, aksi jual masih terjadi sehingga menyebabkan laju IHSG belum dapat keluar dari zona merah. Di sisi lain, mulai adanya aksi beli mencoba menahan pelemahan IHSG lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pergerakan sideways masih dimungkinkan jika aksi beli dan jual masih sama kuatnya. Diharapkan laju bursa saham global dapat memberikan sentimen positif sehingga dapat membalikan posisi IHSG ke zona hijau,” jelasnya dalam riset, Minggu (26/4) malam.
Terkait perdagangan sebelumnya, menurut Reza, laju IHSG tidak jauh berbeda di mana mengalami penguatan di awal perdagangan, tetapi berbalik melemah di akhir perdagangan. Mulai adanya aksi beli dapat mengurangi tekanan jual sehingga pelemahan IHSG tidak terlalu dalam.
Di sisi lain, lanjutnya, maraknya aksi jual tersebut dapat diimbangi dengan tingginya aksi beli pada beberapa saham berkapitalisasi besar antara lain UNVR, TLKM, GGRM, UNTR, dan INTP sehingga tidak terlalu membuat IHSG anjlok.
“Pelemahan juga sempat dipicu oleh rilis kinerja beberapa emiten, terutama dari perkebunan, yang mengalami pelemahan. Kembali melemahnya laju Rupiah turut direspon negatif,” ujar Reza.
Dari pasar global, menurutnya, laju bursa saham Asia bergerak variatif. Bahkan laju bursa saham Tiongkok dan sekitarnya turut variatif dimana HSI menguat. Namun, Shanghai dan Shenzen melemah.
“Tidak hanya itu, pelemahan juga dipicu adanya aksi ambil untung. Terutama Nikkei yang berbalik melemah setelah pelaku pasar memanfaatkan penguatan dalam beberapa hari terakhir untuk jualan,” jelasnya.
Di akhir pekan lalu, lanjutnya, laju bursa saham Eropa mampu berbalik positif seiring rencana para Menteri Keuangan Uni Eropa yang akan memberikan proposal kepada Komisi Uni Eropa yang berisikan pemberian ijin akses lebih para perusahaan ke pasar modal.
“Proposal tersebut berisikan akses pendanaan ke pasar modal. Selain itu, sentimen positif juga berasal dari respon pelaku pasar terhadap rilis kinerja beberapa emiten yang di atas estimasi dan kenaikan IFO Business climate Jerman,” katanya.
Sementara, laju bursa saham AS masih dapat melanjutkan penguatannya meski tipis di akhir pekan. Menurut Reza, adanya pertumbuhan durable goods orders cukup direspon positif pelaku pasar.
“Di sisi lain, adanya rilis U.S business investment spending yang mengalami penurunan seiring meningkatnya dolar AS dan rendahnya harga energi, tidak terlalu direspon negatif seiring ekspektasi akan masih berlanjutnya era suku bunga rendah,” tutur Reza.
(ags)