Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian Indonesia dalam tiga bulan pertama 2015 hanya akan tumbuh sekitar 5 persen. Rendahnya eksekusi belanja infrastruktur pemerintah disinyalir sebagai penyebabnya lambatnya perekonomian nasional.
"Pertumbuhan (ekonomi di Kuartal I 2015) mungkin masih sama dengan pertumbuhan di triwulan sebelumnya yaitu sekitar 5 persen," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M. Juhro ketika ditemui di Gedung BI, Selasa (28/4).
Berdasarkan data BI, pertumbuhan ekonomi Kuartal IV 2014 sebesar 5,01 persen, meningkat tipis dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,92 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila prediksi bank sentral tepat, maka terjadi penurunan pertumbuhan dibandingkan dengan realisasi kuartal I 2015 yang mencapai 5,21 persen.
Solikin menilai belanja pemerintah di bidang infrastruktur yang belum banyak terealisasi pada periode Januari-Maret 2015 menjadi faktor penting perlambatan ekonomi nasional. Di sisi lain, ada tekanan lain yang muncul akibat turunnya harga komoditas di tengah perlambatan ekonomi global.
"Kondisi itu tidak hanya dialami oleh Indonesia tetapi semua negara juga sama, terutama yang (perekonomiannya) rely on barang-barang komoditas," kata Solikin.
Selain itu, lanjur Solikin, Indonesia juga terimbas kondisi likuiditas global yang mulai mengetat menyusul dihentikannya kebijakan pelonggaran kuatitatif (quantitative easing) oleh pemerintah Amerika Serikat. Hal ini terlihat dari melemahnya nilai tukar mata uang negara-negara di dunia, tak terkecuali rupiah, terhadap dolar AS beberapa bulan terakhir.
Kendati demikian, Solikin optimistis pertumbuhan ekonomi tahun 2015 masih akan berada pada rentang yang diperkirakan BI yaitu pada kisaran 5,4 hingga 5,8 persen.
"Kami berharap (pertumbuhan ekonomi) di kuartal II dan kuartal III bisa meningkat setelah belanja infrastruktur terealisasi," ujarnya.
(ags)