Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indika Energy Tbk mencanangkan belanja modal US$ 113,4 juta pada tahun ini, yang sebagian besar dialokasikan untuk anak usahanya, PT Petrosea Tbk. Angka tersebut relatif sama dengan total alokasi belanja modal 2014 yang sebesar US$ 113,5 juta.
Rencananya, Petrosea akan memperoleh anggaran sekitar US$ 60-70 juta, sedangkan Indika Energy selaku induk usaha hanya kebagian US$ 13,6 juta. Sisanya akan dibagikan ke anak usaha lainnya, yakni PT Kideco Jaya Agung sebesar US$ 17,8 juta,
PT Mitrabahtera Segara Sejati US$ 8 juta, dan PT Tripatra Engineers and Constructors US$ 4 juta.
Direktur Utama Indika Energy, Wishnu Wardhana, menjelaskan dari US$ 70 juta belanja modal Petrosea akan disuntikan ke divisi usaha penyedia jasa pasokan logistik lepas pantai, Petrosea Offshore Supply Base (POSB), sebesar US$ 50 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“POSB merupakan divisi usaha dari Petrosea yang kinerja meningkat, sejalan dengan pertumbuhan permintaan kegiatan minyak dan gas lepas pantai di wilayah Balikpapan,” jelas Wishnu Wardhana di Jakarta, Rabu (29/4).
Sebagai informasi, penyerapan belanja modal Indika Energy pada 2014 hanya sebesar US$ 68,6 juta atau 60, 4 persen dari total alokasi US$ 113,5 juta. Hal itu belum termasuk kinerja Kideco Jaya, yang hanya menyerap US$ 11 juta atau 51,5 persen dari alokasi belanja modalnya US$ 21,3 juta.
Sementara Pterosea tercatat menyerap anggaran belanja modal Indika Energy yang paling besar pada 2014, yakni mencapai US$ 40,3 juta atau melampaui jatah dana yang diangarkan US$ 30,1 juta.
Rendahnya kinerja belanja Indika Energy selaras dengan kerugian yang dibukukannya. Rugi bersih perseroan pada 2014 tercatat senilai US$ 27,5 juta. Kenaikan pendapatan perseroan sebesar 28,5 persen menjadi US$ 1,10 miliar ternyata tak mampu menyelamatkan neraca Indika dari kerugian.
Wisnu menjelaskan kondisi pasar batubara yang sulit sepanjang tahun lalu menjadi penyebab berlanjutnya tekanan pada bisnis perseroan di sektor tambang. Sebagian besar anak perusahaan dan perusahaan asosiasi menunjukkan kinerja yang lebih rendah, walaupun tetap memberikan kontribusi positif.
“Di antara perusahaan dalam Grup Indika Energy, produsen batubara Kideco Jaya Agung mengalami dampak langsung turunnya harga batubara. Kontraktor batubara Petrosea juga menghadapi tantangan berat seiring upaya para klien kontrak pertambangan dalam menekan struktur biaya,” ungkapnya.
Tak Ada DividenIndika Energy melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan tidak memberikan dividen kepada pemegang saham mengingat kerugian yang dibukukan perseroan.
Selain itu, RUPST juga menyetujui perubahan susunan dewan komisaris Indika Energy, antara lain dengan menunjuk Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri sebagai Komisaris Independen menggantikan Anton Wahjosoedibjo.
Berikut susunan Dewan Komisaris dan jajaran Direksi Indika Energy yang baru:
Dewan Komisaris:
- Wiwoho Basuki Tjokronegoro sebagai Komisaris Utama;
- Agus Lasmono sebagai Wakil Komisaris Utama;
- Indracahya Basuki sebagai Komisaris;
- Pandri Prabono-Moelyo sebagai Komisaris;
- Muhammad Chatib Basri sebagai Komisaris Independen;
- Dedi Aditya Sumanegara sebagai Komisaris Independen.
Direksi:
- Wishnu Wardhana sebagai Direktur Utama;
- M. Arsjad Rasjid P.M. sebagai Wakil Direktur Utama;
- Azis Armand sebagai Direktur;
- Richard Bruce Ness sebagai Direktur;
- Rico Rustombi sebagai Direktur;
- Joseph Pangalila sebagai Direktur;
- Eddy Junaedy Danu sebagai Direktur Independen.