Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 4,1 triliun pada tiga bulan pertama 2015, tumbuh 10,7 persen dibandingkan dengan perolehan laba periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,7 miliar. Kendati meningkat secara nominal, tetapi persentase pertumbuhan laba BCA lebih rendah dibandingkan dengam tingkat pertumbuhan laba bersih kuartal I 2014 yang mencapai 26,7 persen.
"Penyebab (melambatnya pertumbuhan laba bersih kuartal 1 2015) antara lain kondisi makroekonomi yang lemah kemudian cost naik, NIM (net interest margin/ marjin bunga bersih) juga terbatas itu semua kan membuat profitnya nggak bisa nambah," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (29/4)
Perolehan laba kuartal I, jelas Jahja, ditopang oleh pendapatan operasional yang naik 13,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 11 triliun. Pendapatan tersebut antara lain disumbang oleh pendapatan bunga Rp 8,5 triliun, dan sisanya Rp 2,5 triliun merupakan pendapatan non bunga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Besaran pertumbuhan pendapatan operasional BCA masih lebih kecil dibandingkan pertumbuhan beban operasional yang sama sebesar 21,9 persen menjadi Rp 5,7 triliun. Akibatnya, rasio efiensi biaya BCA meningkat, dari 49,5 persen pada kuartal I 2014 menjadi 53,3 persen pada kuartal I 2015.
Sementara itu, total kredit yang disalurkan BCA sampai akhir Maret 2015 tercatat Rp 335,6 triliun atau tumbuh 5,8 persen dari periode Januari-Maret 2014. Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan pencapaian kuartal I 2014 yang tumbuh 19,7 persen.
"Penurunan aktivitas bisnis telah memperlambat pertumbuhan kredit pada triwulan 1 2015 dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2014," ujarnya.
Adapun, rasio kredit bermasalah (NPL) pada periode yang sama berada di level 0,7 persen dengan rasio cadangan kerugian kredit sebesar 297,6 persen.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) pada kuartal I 2015 tercatat Rp 445,1 triliun atau tumbuh 9,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dana murah yang terdiri dari giro dan tabungan mendominasi komposisi DPK sebesar 75,2 persen senilai Rp 334,8 triliun atau naik 5,9 persen.
Sementara itu, total aset BCA pada kuartal I 2015 tumbuh 10,9 persen (yoy) menjadi Rp 557,44 miliar.
Kredit komersial dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masih mendominasi portofolio kredit yang disalurkan BCA sepanjang triwulan pertama 2015. Dari total kredit yang disalurkan pada periode tersebut, sebanyak Rp 134,4 triliun atau 40,1 persennya merupakan kredit komersial dan UKM. Pertumbuhannya meningkat 8,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut mendukung pertumbuhan keseluruhan portofolio kredit.
Selanjutnya, kredit korporasi pada periode yang sama tercatat Rp 109,19 triliun atau sebanyak 32,5 persen dari total kredit. Sebanyak Rp 87,1 triliun sisanya merupakan kredit konsumer.
(ags)