Gaikindo Cari Pasar Ekspor Alternatif Pengganti Timur Tengah

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 30 Apr 2015 18:44 WIB
Ekspor kendaraan roda empat Indonesia pada 2014 mencapai 207 ribu unit, naik 21,7 persen dibandingkan dengan ekspor 2013 yang sebanyak 170 ribu unit.
Pekerja mengecek mobil-mobil yang akan diekspor ke berbagai negara di Tanjung Priok Car Terminal, Jakarta Utara, Rabu, 16 Desember 2014. (CNN INdonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen otomotif nasional tengah menjajaki peluang pasar ekspor baru menyusul diberlakukannya kebijakan impor kendaraan hemat bahan bakar di negara-negara Timur Tengah pada tahun depan. Bahkan, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan diversifikasi pasar diperlukan guna memitigasi risiko pelemahan ekspor kendaraan roda empat.

"Pastinya kebijakan fuel economy ini akan mempengaruhi ekspor kita. Karena kita kan basis produksinya multi purpose vehicle (MPV), sedangkan permintaan di luar negeri kebanyakan mobil sedan. Jadi kita harus mencari negara mana yang bisa menyerap pasar kita selain Timur Tengah," ujar Ketua Umum Gaikindo Sudirman MR di Kementerian Perindustrian, Kamis (30/4).

Menurutnya, selama ini ekspor mobil completely build-up unit (CBU) dari Indonesia merupakan jenis mobil MPV yang sebagian besar diekspor ke negara-negara Timur Tengah. Selain mencari pasar baru, Sudirman mengatakan industri otomotif juga perlu mengganti pola produksinya demi menjaga pangsa pasar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita memang sudah ada beberapa produk yang mengarah ke fuel economy. Hanya saja secara emisi gas buang, itu belum bisa mengikuti negara lain karena terkait dengan penggunaan bahan bakar. Sekarang kan kita standarnya masih Euro 2, negara-negara lain itu selain fuel efficiency, juga masuk Euro 3 dan Euro 4," jelasnya.

Sudirman menambahkan untuk mengembangkan kendaraan irit bahan bakar, industri otomotif nasional perlu dukungan kebijakan dari pemerintah. Menurutnya, industri kendaraan mobil di Indonesia siap untuk melakukan produksi tersebut asal mendapatkan insentif dan pasokan bahan bakar yang cocok memadai.

"Seperti kemarin kebijakan Low Cost Green Car (LCGC) ini bagus sekali, ada patokan harus 20 km per liter. Kalau memenuhi syarat itu, pemerintah memberikan insentif. Selain itu, jika Pertamina siap dalam dua tahun menyediakan bahan bakar yang cocok, kami akan mengikuti. Memang tren di dunia saat ini meminta mobil yg hemat bahan bakar dan ramah lingkungan," tuturnya.

Sebagai informasi, ekspor kendaraan roda empat pada 2014 mencapai 207 ribu unit, naik 21,7 persen dibandingkan dengan ekspor 2013 yang sebanyak 170 ribu unit. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER