Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadinya inflasi pada bulan lalu sebesar 0,36 persen menyusul naiknya ongkos transportasi. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, inflasi April 2015 tercatat sebesar 6,79 persen, sedangkan secara kumulatif Januari-April terjadi deflasi 0,08 persen.
"Kelompok pengeluaran transportasi mengalami inflasi tertinggi 1,8 persen, dengan andil 0,93 persen akibat dampak kenaikan BBM yang terjadi pada akhir Maret," ujar Kepala BPS Suryamin di kantornya, Senin (4/5).
Menurut Suryamin, dari 72 kota yang survei, sebanyak 10 kota deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Tual sebesar 1,31 persen karena beberapa komoditas dan tarif angkutan umum naik. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Cilacap, yakni minus 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan BPS, deflasi terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,79 persen dengan andil mengurangi inflasi 0,15 persen.
"Deflasi bahan makanan terbesar karena penurunan harga beras seiring dengan mulai panen besar. Harga beras deflasi 0,2 persen dengan andil negatif 0,15 persen," jelasnya.
Sementara untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi 0,5 persen dengan andil 0,08 persen. Kenaikan harga gula pasir jadi pendongkrak inflasi kelompok pengeluaran ini. Kemudian kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar inflasi 0,22 persen dengan andil 0,06 persen. Kenaikan harga LPG dan tarif listrik jadi pemicunya.
Kelompok sandang mengalami inflasi 0,24 persen dengan andil 0,01 persen, kelompok kesehatan inflasi 0,38 persen dengan andil 0,02 persen, dan
pendidikan 0,05 persen dengan andil 0,01 persen.
Sebagai informasi, pemerintah menargetkan inflasi tahun ini sebesar 5 persen di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015. Apabila dibagi 12 bulan, maka rata-rata inflasi bulanan untuk mencapai target tersebut 0,4 persen atau 1,25 persen secara kuartalan. Namun, dalam kurun waktu tiga bulan pertama 2015 total inflasi kumulatif (year to date) tercatat minus 0,44 persen (deflasi).
(gir)