Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai impor Indonesia pada kuartal I 2015 sebesar US$ 36,7 miliar yang didominasi oleh impor non migas sebesar US$ 30,6 miliar. Kepala BPS Suryamin mengatakan bahwa sebagian besar impor non migas pada periode ini terutama untuk alat-alat investasi.
"Dari angka impor sebesar US$ 30,6 miliar tersebut, porsi paling banyak memang dari alat investasi seperti mesin dan peralatan mekanik serta mesin peralatan listrik," ujar Suryamin di kantornya, Rabu (15/4).
Ia mengatakan bahwa angka impor mesin peralatan mekanik pada kuartal I 2015 sebesar US$ 5,8 miliar, sedangkan impor kendaraan mesin peralatan listrik tercatat sebesar US$ 3,9 miliar. Dengan total nilai impor sebesar US$ 11,7 miliar, porsi impor barang investasi pada total impor non migas sebesar 38,23 persen dari total impor non migas selama Januari hingga Maret 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun angka impor barang investasi menurun dibandingkan periode yang sama dari tahun sebelumnya, dimana impor untuk mesin peralatan mekanik sebesar US$ 6,23 miliar dan impor mesin peralatan listrik sebesar US$ 4,43 miliar," tuturnya.
Suryamin menambahkan, tingginya permintaan akan alat-alat investasi impor merupakan indikasi adanya peningkatan kebutuhan bagi realisasi investasi di Indonesia. "Karena dari informasi yang kami dapat, pada bulan April hingga Mei mendatang banyak proyek investasi yang akan dimulai pembangunannya,” tambah Suryamin.
Selain itu, BPS juga mencatat adanya pengurangan impor bahan baku bagi industri dari US$ 33,05 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 27,69 miliar pada bulan Januari hingga Maret 2015. Suryamin beranggapan, hal ini terjadi akibat adanya peningkatan kemampuan industri dalam negeri untuk menyediakan bahan baku secara domestik.
"Siapa tahu memang bahan baku bagi industri kita benar-benar telah disuplai dari dalam negeri. Semoga indikasi kita benar-benar mengarah kesitu," tuturnya.
Perlu diketahui bahwa pada kuartal pertama 2015, Indonesia juga banyak mengimpor kendaraan bermotor dan kapal laut dengan nilai masing-masing sebesar US$ 1,46 miliar dan US$ 230,3 juta. Selain itu, barang-barang impor yang masuk ke Indonesia sebagian besar berasal dari Tiongkok dengan besaran US$ 7,46 miliar atau 24,37 persen dari total impor non migas.
Surplus Neraca DagangDengan nilai ekspor selama kuartal I 2015 sebesar US$ 39,12 miliar serta realisasi impor US$ 36,7 miliar, Suryamin menyebut di awal tahun ini pemerintah berhasil mengantongi surplus perdagangan US$ 2,42 miliar.
Surplus perdagangan terbesar terjadi pada Maret 2015 sebesar US$ 1,13 miliar dipicu oleh surplus sektor non migas US$ 1,41 miliar, walaupun sektor migas defisit US$ 0,28 miliar.
“Dari sisi volume perdagangan, pada Maret itu neraca volume perdagangan Indonesia surplus 34,42 juta ton. Sementara secara kuartalan surplus 93,5 juta ton,” kata Suryamin.
(gen)