Ekonomi Melambat, IHSG Masih Positif di Jeda Siang

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Selasa, 05 Mei 2015 12:32 WIB
Berdasarkan kurva perdagangan, posisi indeks sempat turun setelah pengumuman perlambatan ekonomi, hingga ke level 5.132.
Suasana perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 18 Maret 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I 2015 yang melambat jadi 4,71 persen, indeks harga saham gabungan (IHSG) masih ditutup positif pada sesi I perdagangan di level 5.153, atau naik 0,23 persen dari penutupan sebelumnya, meski sempat melemah.

Berdasarkan kurva perdagangan, posisi indeks sempat turun setelah pengumuman tersebut hingga ke level 5.132, dan kemudian perlahan merangkak naik. Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 5.130,64-5.202,08.

Dari 509 saham yang diperdagangkan, sebanyak 135 saham menguat, 129 saham melemah, dan 245 saham stagnan. Tujuh dari sembilan sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia menguat dipimpin kenaikan sektor konsumsi 0,98 persen. Sementara dua sektor yang melemah adalah infrastruktur dan industri dasar dan kimia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

John Rachmat, Kepala Riset PT Mandiri Sekuritas menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia memang diprediksi melambat. Namun, angka yang dirilis nyatanya lebih rendah dari prediksi konsensus analis.

“Konsensus memprediksi perlambatan bakal di level 4,9 persen secara tahunan. Meski begitu, untungnya pasar tidak terlalu over reaktif karena rilis kinerja emiten yang juga buruk telah diantisipasi,” jelasnya kepada CNN Indonesia, Selasa (5/5).

Menurutnya, kondisi pasar saham Indonesia berpotensi menguat kembali (rebound), meski bakal terdapat beberapa kali koreksi yang menghadang. Namun, dia menilai dasar pelemahan (bottom) belum bisa ditentukan.

“Kalau untuk level bottom, mungkin belum ya. Tapi saya kira investor sudah mulai bisa menentukan posisi, apalagi setelah pelemahan sebelumnya,” katanya.

Di sisi lain, John menilai saat ini pasar sedang menanti adanya kabar baik yang mampu menjadi sentimen positif pergerakan pasar modal. Sentimen tersebut berasal baik dari dalam negeri, maupun luar negeri.

“Berita bagus dalam negeri untuk pasar adalah jika Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga (BI rate). Sementara dari sentimen global, saya kira penaikan suku bunga AS (Fed rate) baru akan terjadi pada awal tahun depan,” jelasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,71 persen pada kuartal I 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year). Artinya perekonomian nasional melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,14 persen secara tahunan.

Kepala BPS Suryamin mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) nominal atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.724 triliun. Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang belum menggembirakan.

Menurutnya, sumber sentimen negatif yang paling berpengaruh adalah perlambatan ekonomi Tiongkok dan Singapura, yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indonesia baik ekspor maupun impor. (gir/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER