Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I Melambat Jadi 4,71 Persen

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Selasa, 05 Mei 2015 11:40 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang belum menggembirakan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin (kiri) didampingi Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo (kanan) memparkan kinerja ekspor-impor dan neraca perdagangan bulan Februari di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (16/3).
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,71 persen pada kuartal I 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year). Artinya perekonomian nasional melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,14 persen secara tahunan.

Kepala BPS Suryamin mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) nominal atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.724 triliun. Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang belum menggembirakan.

Menurutnya, sumber sentimen negatif yang paling berpengaruh adalah perlambatan ekonomi Tiongkok dan Singapura, yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indonesia baik ekspor maupun impor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ekonomi Tiongkok turun dari 7,4 persen pada kuartal III 2014 menjadi 7,0 persen, sedangkan Singapura turun dari 4,9 persen menjadi 2,1 persen," kata Suryamin di Jakarta, Selasa (5/5).

Faktor lainnya, kata Suryamin, anjloknya harga komoditas ekspor dalam setahun terakhir juga menarik turun pertumbuhan ekonomi nasional. Terutama untuk komoditas harga minyak dunia yang masih melemah.

Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan paling tinggi terjadi pada industri pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 14,63 persen. Musim kemarau yang mulai berkurang dinilai menjadi faktor pendorong pertumbuhan industri tersebut.

"Tertinggi berikutnya secara kuartalan sektor komunikasi dan informasi 3,06 persen dan jasa perusahaan 2,24 persen," katanya.

(gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER