Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) RI melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2015 hanya mencapai 4,71 persen atau melambat dibanding periode yang sama tahun lalu, yang mampu mencapai 5,17 persen. BPS melansir terdapat sejumlah persoalan yang membuat ekonomi Indonesia melambat.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, dari sisi pengeluaran, pihaknya mencatat semua komponen pengeluaran rumah tangga melambat, kecuali untuk makanan dan minuman, tembakau, serta perumahan dan perlengkapan rumah tangga.
"Konsumsi rumah tangga masih mendominasi dengan menyumbang 0,11 persen secara kuartalan," kata Suryamin di Jakarta, Selasa (5/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu pengeluaran konsumsi yang dilakukan pemerintah melambat, karena adanya pertumbuhan belanja barang modal melambat. Tercatat pengeluaran konsumsi pemerintah turun sebesar 48,68 persen.
"Realisasi belanja modal pemerintah lebih rendah. Impor barang modal turun, terutama barang modal jenis alat angkutan dan mesin. Industri mesin domestik juga turun," lanjutnya.
Secara kuartalan, ekspor barang juga menurun sebesar 5,98 persen akibat turunnya harga komoditas, serta melambatnya perekonomian negara-negara mitra dagang utama. Ekspor barang terkontraksi karena melambatnya pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara dan turunnya pengeluaran wisatawan mancanegara.
"Impor juga turun sebesar 9,98 persen secara kuartal," katanya.
Sementara pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi langsung di luar sektor migas turun sebesar 4,72 persen. Dari sisi produksi, BPS melihat adanya penurunan produksi pangan akibat mundurnya periode tanam. Lalu produksi minyak mentah dan batu bara mengalami kontraksi, sehingga industri kilang minyak juga tumbuh negatif.
"Distribusi perdagangan melambat, karena menurunnya suplai barang impor. Kinerja konstruksi melambat terkait dengan terlambatnya realisasi belanja infrastruktur," tuturnya.
(gir/gir)