Miris, Masa Depan Mutiara Terbaik dari Indonesia

CNN Indonesia
Minggu, 10 Mei 2015 17:27 WIB
Indonesia adalah penghasil mutiara terbaik di dunia. Tapi banyak yang tak tak tahu dan negara lain sering membajak mutiara produksi Indonesia.
Mutiara yang baru diambil dari kerangnya, di Buton, Sulawesi Tenggara. (Detikcom/Gus Mun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah bukan suatu rahasia lagi jika Indonesia kaya akan hasil lautnya. Tak hanya terkenal akan sumber daya ikan, laut Indonesia juga menyimpan potensi besar mutiara.

Kualitas mutiara laut asal Indonesia sudah menggaung hingga telinga pasar internasional. Namun sayangnya, popularitas tersebut sering dibajak oleh negara-negara lain yang juga memiliki potensi yang sama dalam sumber daya mutiara laut ini.

Seorang ahli biota laut asal Australia, Joseph Taylor, mengatakan Indonesia merupakan pusat mutiara laut selatan (South Sea Pearl) terbesar di dunia. "Sayangnya, di dalam negeri (Indonesia) orang tidak tahu kualitasnya bagus," kata Joseph saat berbincang dengan CNN Indonesia baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang juga memiliki bisnis mutiara di beberapa kota di Indonesia itu mengatakan kebanyakan mutiara yang diperdagangkan di dalam negeri merupakan mutiara jenis Chinese Fresh Water Pearl atau mutiara air tawar yang ilegal. Dimana kualitasnya jauh dari kualitas mutiara Indonesia khusus South Sea Pearl yakni dari genus kerang Pinctada maxima.

Ia menggambarkan, untuk setiap satu kerang Chinese fresh water pearl, induk kerang bisa menghasilkan 40 butir mutiara dalam waktu yang singkat dan dihargai sekitar US$ 1-15 per gram mutiara untuk setiap ekspor. Sangat jauh berbeda dengan South Sea Pearl dari genus kerang Pinctada maxima asli laut Indonesia, yang hanya sanggup menghasilkan 1 butir mutiara dalam satu indukan kerang sehingga bisa dihargai Us$ 25 - US$ 100 per gram mutiara untuk setiap ekspor.

Perbedaan harga yang jauh inilah yang menyebbkan konsumen Indonesia lebih sering membeli dan mengimpor mutiara imitasi dan palsu dibandingkan membeli South Sea Pearl. "Dari 100 persen produksi, 90 persen pasti kami ekspor keluar, sisanya untuk kami perdagangkan di dalam negeri," katanya.

Joseph mengatakan kendala yang dihadapi para eksportir mutiara saat ini yaitu tidak adanya sertifikasi mutiara dari pemerintah. Akibat tanpa adanya sertifikasi, selama ini sering terjadi klaim sepihak kerang asal Indonesia oleh negara lain ketika sudah sampai di tingkat pengepul internasional (trader).

"Saya pernah lihat ada mutiara hasil budidaya kami di Indonesia dijual di toko Australia dibilang itu produk dari Australia, sering sekali itu," katanya.

Sumbang Pangsa Pasar Dunia

Joseph meneruskan, budidaya mutiara adalah salah satu aktivitas laut yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Tenaga kerja yang bergerak di bidang mutiara Indonesia saat ini mencapai 5,000 orang tetap dan 1,500 orang musiman.

Menurut data ekspor kerang, South Sea Pearl banyak diproduksi di Indonesia, Australia, Filipina, dan Myanmar. Mutiara South Sea Pearl adalah salah satu jenis mutiara yang terbesar dan mahal di dunia dengan ukuran 8 mm sampai 22 mm dengan warna putih sampai keemasan.

Data per tahun 2013 hingga 2014 menyebutkan, estimasi produksi lokal South Sea Pearl berhasil menembus 5,400 kilo gram atau nyaris 50 persen dari total estimasi produksi global yakni 12,700 kilo gram.

Sedangkan untuk nilai ekspor mutiara mentah Indonesia berhasil menyumbangkan US$ 65-70 juta atau 30 persen dari nilai ekspor global yang mencapai US$ 200 juta.

Walaupun Indonesia terbesar dalam jumlah produksi South Sea Pearl (42 persen) nilai produk hanya 32 persen. "Ini terjadi karena mutu mutiara Indonesia rata-rata belum mencapai potensi terbaik. Kalau mutu bisa sampai potensi, nilai ekspor akan naik paling tidak 50 persen dengan jumlah produksi yang sama," kata Joseph.

Pusat trading mutiara laut termasuk South Sea Pearl masih tetap di Jepang dan hampir 80 persen daripada semua mutiara laut (South Sea Pearl, Akoya dan Black Pearl) akan masuk ke Jepang sebelum didistribusikan ke negara lain.

Khusus di Indonesia, daerah penghasil mutiara South Sea Pearl adalah Papua Barat (Raja Ampat), NTB (Lombok/Sumbawa), Bali (Buleleng/Karang Asem/Negara, NTT (Labuan Bajo/Maumere/Laruntuka/Alor/Kupang), Maluku Selatan (Aru/Seram/Banda/Tual/Tanimbar), Maluku Utara (Halmaherah), Sulawesi (Manado/Bitung/Sulawesi Tengah/Kendari), Sumatera (Lampung), Jawa (Banyuwangi Madura).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER