PT PP Properti Hanya Kantongi Separuh Target Dana IPO

CNN Indonesia
Senin, 11 Mei 2015 12:12 WIB
Lesunya ekonomi dalam negeri diperkirakan membuat permintaan investor terhadap saham anak usaha PT PP Tbk menjadi rendah.
Logo PT PP Properti Tbk. (Dok. PT PP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan pelat merah, PT PP Properti Tbk diketahui hanya berhasil mengantongi 57,88 persen dana perolehan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp 908,78 miliar dari target awal Rp 1,57 triliun. Lesunya ekonomi dalam negeri diperkirakan membuat permintaan investor terhadap saham anak usaha PT PP Tbk menjadi rendah.

Hal tersebut diketahui setelah perseroan menyatakan harga saham yang ditetapkan dalam masa penawaran adalah sebesar Rp 185 per saham dengan 4,91 miliar saham yang ditawarkan. Padahal sebelumnya perseroan memberikan kisaran harga Rp 185-Rp 320 per saham.

“Memang karena adanya perlambatan ekonomi di dalam negeri, membuat perolehan dana tidak bisa maksimal seperti yang diharapkan,” ujar Galih Prahananto, Direktur Utama PT PP Properti di Jakarta, Senin (11/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Galih mengaku sebelumnya minat calon investor cukup tinggi dalam road show yang dilakukan perseroan bersama para penjamin emisi. Permintaan saham bahkan disebut Galih sempat mengalami kelebihan (oversubscribed) hingga dua kali lipat.

“Hasil roadshow cukup memuaskan terutama di Hong Kong, Singapura, Malaysia dan Jakarta. Kami belum bisa mengungkapkan investor mana saja yang menyerap. Namun kami lihat paling banyak masih investor institusi dalam negeri,” jelasnya.

Untuk diketahui, perseroan menunjuk Danareksa Securities, Mandiri Sekuritas, Bahana Securities, CIMB Securities dan CSLA Indonesia sebagai penjamin emisi dan penyelenggara roadshow.

Meski tidak mencapai target maksimal, Galih menyatakan rencana penggunaan dana tidak berubah. Dia menjelaskan, sebanyak 75 persen dana IPO bakal digunakan untuk mendukung rencana eskpansi perseroan, 15 persen dialokasikan untuk modal kerja, dan sisanya untuk pelunasan sebagian utang.

Kaji Opsi Pendanaan Lain

Galih mengungkapkan, karena raupan dana dari IPO tidak maksimal, maka perseroan berencana untuk mencari dana melalui skema lain untuk menggenjot proyek yang ada dan proyek baru.

“Ada beberapa opsi bagi kami, seperti pinjaman perbankan, penerbitan medium term notes, dan surat utang (obligasi),” ungkapnya.

Namun, untuk saat ini perseroan lebih memilih skema pendanaan dari perbankan. Selain karena butuh dalam jangka pendek, Galih juga menyatakan pihaknya sudah memiliki fasilitas yang diteken.

“Kami ada komitmen pembiayaan dari bank CIMB Niaga, BTN dan BRI. Untuk Bank Mandiri juga ada minat,” jelasnya.

Dia menjelaskan, perseroan mengutamakan skema pembiayaan dari pinjaman perbankan karena demi mempertahankan arus kas agar tetap positif. Menurut Galih, pihak perbankan berkomitmen mendukung arus kas perseroan jika terancam negatif.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER