Kantongi 30 Kontrak Tiongkok, Garuda Fokus Garap Sewa Pesawat

CNN Indonesia
Senin, 11 Mei 2015 15:41 WIB
PT Garuda Indonesia Tbk membukukan pendapatan US$ 39,20 juta dari penerbangan tidak berjadwal selama kuartal I 2015, yang melonjak 1.275 persen dalam setahun.
Sejumlah pesawat garuda parkir di hangar 2 Garuda Maintenance Facility, GMF AeroAsia, Tangerang, Banten, Rabu, 4 Maret 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk, mulai serius menggarap lini bisnis penerbangan tidak berjadwal (unscheduled flight/charter flight). Potensi kunjungan wisatawan mancanegara yang besar, khususnya turis Tiongkok, menjadi pertimbangan perseroan memperbesar sayap usaha sewa pesawat.

“Sebelumya kita belum menganggarkan secara khusus untuk charter flight. Namun melihat market condition sekarang, contohnya market Tiongkok, ini banyak sekali animo dari secondary city maupun kota-kota surrounding dari international airport mereka yang saat ini diterbangi oleh Garuda,” tutur Direktur Niaga Garuda Indonesia Handayani di Jakarta Senin (11/5).

Handayani mengungkapkan layanan sewa pesawat merupakan  bentuk dukungan Garuda kepada pemerintah yang menjadikan wisatawan Tiongkok sebagai target pengembangan industri pariwisata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaagi informasi, jumlah warga Tiongkok yang berwisata ke luar negeri (outbound-tourist) pada 2014 mencapai sekitar 100 juta penduduk. Namun yang datang ke Indonesia hany sekitar 900 ribu.

Dengan adanya kebijakan bebas visa, pemerintah berharap jumlah wisatawan Tiongkok meningkat menjadi sekitar 2 juta turis pada 2015.

Saat ini, Garuda Indonesia telah memiliki rute langsung ke tiga bandara internasional Tiongkok yaitu di kota Beijing, Shanghai dan Guangzhou. Handayani menambahkan dengan adanya penerbangan tidak berjadwal akan membuat jadwa penerbangan menjadi lebih fleksibel bagi penumpang di luar kota-kota tersebut.

“Kalau harus melakukan perjalanan melalui Guangzhou, Beijing dan Shanghai ya menjadi tidak fleksibel. Makanya kita membuat suatu charter flight,” katanya.

Naik Dua Kali Lipat

Meskipun tidak menyebutkan biaya per penumpang, Handayani mengungkapkan pada kuartal I 2015 maskapai yang tergabung dalam aliansi SkyTeam ini telah memiliki 30 kontrak penerbangan tidak berjadwal dari Tiongkok. Menurutnya, wisatawan dari Tiongkok menyenangi wilayah-wilayah di Indonesia yang banyak pantainya seperti Bali.
“Mudahan-mudahan (jumlah kontraknya) bisa double di kuartal dua,”katanya.

Selain membidik turis Tiongkok, lanjut Handayani, perseroannya juga tengah mengkaji kemungkinan menggarap penerbangan tidak berjadwal bagi pelancong asal India dan Filipina sembari memastikan kesiapan infrastruktur pendukung.

“Sebenarnya juga ada permintaan dari India, mereka suka sekali momen wedding di Bali karena sama secara religionnya. Nah ini juga kita siapkan apakah (infrastruktur) di Bali juga mencukupi untuk kebutuhan itu,” tuturnya.

Sebagai informasi, pendapatan penerbangan tidak berjadwal Garuda pada tiga bulan pertama tahun ini melonjak 1.275,43 persen menjadi US$ 39,20 juta dari US$ 2,85 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pencapaian tersebut berkontribusi pada peningkatan pendapatan usaha perseroan pada kuartal I 2015, yang naik dari US$ 817,41 juta di periode yang sama  tahun sebelumnya menjadi US$ 927,32 juta.

Adapun laba bersih perseroan tercatat US$ 11,39 juta pada periode Januari-Maret 2015. Sebuah peningkatan yang signifikan dari rugi bersih sebelumnya yang mencapai Rp US$ 168,04 juta dalam tiga bulan pertama 2014.

“Kami bisa melihat (pendapatan) unscheduled flight-nya tumbuh dengan pesat dan belajar dari (pencapaian) kuartal I tersebut tentu kita akan tingkatkan lagi, selanjutnya untuk kuartal II, kuartal III, dan kuartal IV,” ujarnya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER