Gandeng Perusahaan Belanda, Kadin Pelopori Lelang Ikan Online

CNN Indonesia
Rabu, 13 Mei 2015 13:24 WIB
Satu perusahaan perikanan asal Belanda di Ambon, Maluku dipercaya Kadin untuk menyiapkan sistem lelang elektronik.
Situasi pelelangan ikan di Jepang. (REUTERS/Thomas Peter)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berencana membuat sistem pelelangan ikan dengan sistem elektronik bekerjasama dengan salah satu perusahaan asal Belanda yang beroperasi di Ambon, Maluku. Kadin berharap kegiatan kerjasama ini dapat terealisasi pada tahun ini.

"Bulan lalu kami adakan pertemuan dengan Belanda. Jadi nantinya kami yang akan sediakan infrastruktur dasar seperti lahan, cold storage, dan lainnya sedangkan sistemnya akan dikembangkan oleh Belanda. Namun saya belum mau memberitahu nama perusahaan tersebut," ujar Ketua Bidang Investasi, Perbankan, dan Pengembangan Usaha Wilayah Timur Kadin Reza Maspaitella di Jakarta, Rabu (13/5).

Dengan sistem ini, nantinya pedagang bisa memantau langsung jalannya pelelangan ikan menggunakan sistem web, sampai mengajukan penawaran jika berminat dengan ikan yang dilelang. Penyelenggara lelang kemudian akan mengapalkan ikan tersebut kepada pemenang setelah sebelumnya diumumkan dan dilakukan pembayaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ide lelang ikan elektronik ini muncul mengingat Maluku adalah salah satu pusat perikanan di Indonesia timur. Selain untuk meningkatkan penjualan ikan, adanya program ini juga diharapkan dapat memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan nelayan-nelayan lokal.

"Kadin berpikir strategis. Kalau kami lihat dari sisi food security dunia, negara yang nantinya dibilang sebagai negara adidaya adalah negara yang mampu menghasilkan sumber makanan seiring populasi dunia yang makin meningkat. Karena Indonesia adalah lumbung ikan, maka kami upayakan agar hasil ikan Indonesia bisa dikonsumsi masyarakat luar," tutur Reza.

Meskipun bekerjasama dengan perusahaan Belanda dalam menyiapkan sistem pelelangan, Reza menegaskan bahwa peserta lelang tidak terbatas bagi calon pembeli dari negara kincir angin tersebut. Namun, sistem lelang bisa diakses oleh para pembeli dari seluruh negara di dunia yang berminat.

"Dengan bekerjasama dengan Belanda, bukan berarti ikan-ikan ini nantinya juga harus seluruhnya dikirim ke pemenang lelang ikan asal Belanda. Kami tetap akan kirim hasil lelang tersebut ke negara-negara lainnya," tambahnya.

Pembangunan pelelangan ikan elektronik ini diakuinya masih dalam tahap kajian terlebih dahulu sehingga Reza tidak bisa memberikan angka proyek secara total. Kendati demikian, Kadin mengatakan bahwa nilai barang investasi lain berupa lemari pendingin berkisar antara US$ 1 juta hingga US$ 5 juta.

"Cold storage ini rencananya juga diminati pengadaannya oleh perusahaan asal Belanda. Tapi rencananya juga ada perusahaan lokal yang berminat untuk mau membuat cold storage demi melengkapi sistem pelelangan ikan elektronik ini," jelas Reza.

Ia berharap pada tahun ini proyek tersebut sudah bisa diimplementasikan. "Kami harapkan masa pre-study sampai sistem selesai bisa memakan waktu hanya enam bulan saja. Tapi kami minta dipercepat pelaksanaannya agar ekspor bisa meningkat," tuturnya.

Sebagai informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan sendiri menargetkan untuk meningkatkan ekspor hasil perikanan tangkap sebesar US$ 5,86 miliar pada tahun ini. Angka ini diharapkan bisa bertambah menjadi US$ 6,82 miliar pada tahun depan, atau naik sebesar 16,38 persen.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER