Menteri ESDM Akui Intervensi Kenaikan Harga Baru Pertamax

Resty Armenia | CNN Indonesia
Jumat, 15 Mei 2015 14:17 WIB
Pemerintah ingin mengubah jangka waktu penetapan harga BBM di Indonesia, tidak lagi dua pekan sekali.
Menteri ESDM Sudirman Said. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengakui pemerintah telah mengintervensi manajemen PT Pertamina (Persero) dalam penentuan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamax Dex yang seharusnya naik per hari ini, Jumat (15/5).

Sudirman mengakui bahwa penetapan harga BBM non subsidi merupakan hak Pertamina yang harus bersaing dalam menjual bensin jenis tersebut dengan pelaku usaha lainnya yang beroperasi di Indonesia.

“Terus kenapa tadi malam ditunda, karena pemerintah harus memperhatikan seluruh aspek. Kemarin kami berdiskusi dengan Pertamina untuk menunda dulu kenaikan semua jenis harga BBM. Nanti setelah ketemu timing dan pola yang baik, kami umumkan kembali,” ujar Sudirman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (15/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudirman menambahkan, sampai saat ini pemerintah masih mengkaji pola dan jangka waktu penetapan harga baru BBM penugasan dan bersubsidi yang ideal dan tidak memberikan gejolak terlalu sering kepada masyarakat. Beberapa waktu terakhir, BBM jenis premium maupun solar memang ditetapkan setiap dua pekan sekali mengikuti perkembangan harga minyak dunia dan komponen lainnya.

“Pemerintah sedang memperhatikan harga minyak dan mengkaji pola penyesuaian harga BBM yang tidak memberikan gejolak terlalu sering kepada masyarakat. Karena itu mempersulit perencanaan juga, kami mengerti,” kata Sudirman.

Mantan bos PT Pindad (Persero) menyebutkan, usulan agar pemerintah memperpanjang jangka waktu penetapan harga BBM penugasan dan bersubsidi datang dari banyak pihak. Tidak hanya pengusaha, tetapi juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat, dan pengamat energi.

“Usulannya memang barang yang tidak disubsidi lagi disesuaikan dengan harga keekonomian. Tapi penyesuaiannya diminta untuk tidak menimbulkan gejolak yang terlalu sering. Itu yang sedang dikaji,” tegasnya.

Sebelumnya Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro melalui siaran pers yang diedarkan Kamis (14/5) malam menegaskan Pertamina tidak jadi menaikkan harga jual seluruh jenis BBM yang dipasarkan melalui stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) miliknya.

Padahal siang harinya, Wianda telah memastikan naiknya harga per liter BBM jenis Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamax Dex sebesar Rp 300 hingga Rp 800. Pertamax disebutnya naik Rp 800 menjadi Rp 9.600, Pertamax Plus naik Rp 500 jadi Rp 10.550, dan Pertamax Dex bertambah mahal Rp 300 jadi Rp 12.200.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang juga telah mengonfirmasi rencana kenaikan harga tersebut akibat pengaruh nilai tukar dolar yang makin menguat.

“Harga BBM yang beredar di masyarakat simpang siur. Sebagai klarifikasi dan penegasan Pertamina, harga BBM tidak ada yang naik,” kata Wianda dikutip melalui siaran pers. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER