Menteri Gobel Diminta Perbanyak Interaksi dengan Publik

Noor Aspasia Hasibuan | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Mei 2015 17:37 WIB
Pengamat menilai saat ini banyak gebrakan-gebrakan baru yang dilahirkan oleh Kementerian Perdagangan, namun sayangnya tidak banyak diketahui oleh publik.
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan beserta Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dalam konferensi pers pelarangan penjualan minuman beralkohol oleh ritel dan pengecer di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (28/1). (CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat menilai Menteri Perdagangan Rachmat Gobel sebaiknya berubah lebih 'ramah' dan sering berinteraksi dengan publik. Hal ini diyakini mampu mengoptimalkan kebijakan-kebijakan Kementerian Perdagangan.

"Kementerian Perdagangan ini merupakan provokator pertumbuhan ekonomi, oleh karenanya Mendag harus mulai sering mendekatkan diri ke publik," kata Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati, Jakarta, Sabtu (16/5).

Enny menambahkan, bahwa saat ini banyak gebrakan-gebrakan baru yang dilahirkan oleh Kementerian Perdagangan, namun sayangnya tidak banyak diketahui oleh publik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan Enny, Peneliti Populi Center Nico Harjanto menambahkan, muncul ke publik tidak bisa disamakan dengan pencitraan, karena faktanya masyarakat ingin tahu bagaimana kinerja menteri-menteri.

"Bagaimana jika Pak Menteri ikut seperti Bu Susi? Bu Susi bakar kapal, Bapak baju bekas," katanya.

Menanggapi hal ini Gobel hanya tertawa dan mengatakan dirinya masih terbawa profesi sebelumnya, sebagai pengusaha. Gobel menjelaskan pengusaha terbiasa tidak tampil ke hadapan publik, hanya produk-nya yang tampil dan dikenal oleh masyarakat.

Saran yang diberikan para peneliti sekaligus pengamat ini untuk membantu kinerja Menteri Perdagangan Rahmat Gobel yang masuk dalam daftar kinerja menteri yang dinilai anjlok.

Sebelumnya, pelaku usaha dan ekonom mendorong Presiden Joko Widodo merombak Tim Ekonomi Kabinet Kerja karena dinilai tidak bekerja maksimal dan minim sinergi. Dengan reshuffle kabinet diharapkan mampu memperbaiki kondisi ekonomi dalam negeri.

Antonius Prasetyantoko, Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya, menyatakan reshuffle perlu dilakukan selama tidak membuat gaduh kondisi politik dan berjalan lancar.

“Pertama, kalau gaduh ya tidak ada gunanya, tapi kalau berjalan smooth dan tenang bakal menambah confidence pasar dan ekonomi membaik,” jelasnya di Jakarta, Selasa (12/5). (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER