Pertamina Tutup Peluang Akuisisi Blok Migas di Luar Negeri

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 18 Mei 2015 09:44 WIB
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman memastikan perseroan akan lebih fokus mengakuisisi blok migas di dalam negeri selama dua tahun mendatang.
Direktur Keu
Jakarta, CNN Indonesia -- Masih rendahnya harga minyak dunia membuat PT Pertamina (Persero) menahan sejumlah rencana ekspansi yang sedianya akan dijalankan sepanjang tahun ini. Salah satunya adalah menutup pintu bagi rencana akuisisi tambahan blok minyak dan gas bumi (migas) di luar negeri.

Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan direktorat yang dipimpinnya akan meninjau kembali rencana akuisisi di luar negeri yang nilainya cukup besar.

“Kami akan lakukan sampai keuangan Pertamina lebih baik, karena pada saat yang bersamaan kami juga mempersiapkan diri untuk mengambil alih aset hulu di domestik yang cukup besar seperti Blok Mahakam,” kata Arief dikutip dari laman Pertamina, Senin (18/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak dilanjutkannya rencana mengakuisisi sejumlah blok migas di luar negeri menurut Arief disebabkan oleh alokasi belanja modal perseroan yang sudah dikurangi dari rencana awal US$ 7 miliar menjadi US$ 4,4 miliar atau sekitar 40 persen.

Sementara untuk melanjutkan pengelolaan dan pengembangan Mahakam dari Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation saja, manajemen Pertamina membutuhkan sekitar US$ 2,5 miliar.

“Saat ini kondisi keuangan Pertamina masih cukup bagus, tapi kami harus siap dengan kondisi rendah harga minyak yang mungkin akan berlangsung dua sampai tiga tahun lagi. Jadi dalam dua tahun ini kami harus betul-betul efisien, dan menyelesaikan semua proyek tepat waktu. Karena jika terlambat, ada bunga tambahan yang harus dibayarkan,” kata Arief.

Akuisisi Murphy Oil

Dengan penegasan Arief tersebut, akuisisi 30 persen saham Murphy Sabah Oil Co Ltd dan Murphy Sarawak Oil Co Ltd yang memiliki lapangan lepas pantai di Sabah dan Sarawak, Malaysia menjadi akuisisi terakhir yang dilakukan Pertamina untuk blok migas di luar negeri. Pertamina memastikan akuisisi tersebut terlaksana pada 29 Januari 2015

Vice President Business Initiatives and Valuation Pertamina Nanang Abdul Manaf pada 20 Februari 2015 mengungkapkan proses akuisisi saham Murphy Oil telah selesai usai Pertamina menuntaskan pembayaran kepada perusahaan minyak asal Arkansas, Amerika Serikat dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai US$ 2 miliar.

Sale Purchase Agreement (SPA) telah dibuat dan kami melakukan pembayaran down payment (DP) sebesar 10 persen dari total transaksi pada September 2014. Berikutnya di akhir Desember 2014 yang lalu kita sudah melunasi sisa yang 20 persen lagi,” kata Nanang yang juga menjabat sebagai Direktur PT Pertamina Malaysia EP (PMEP).

Secara geografis tiga blok migas dari keenam blok yang diakuisisi di Malaysia, yakni Blok K, Blok H, dan Blok P terletak sekitar 150 kilometer di kawasan offshore Sabah, sedangkan tiga blok lainnya, yaitu Blok SK 309, SK 311, dan SK 314A berlokasi sekitar 100 kilometer lepas pantai Sarawak.

“Status keenam blok tersebut agak unik, karena ada yang sudah berproduksi, masih tahap pengembangan, dan eksplorasi,” terang Nanang.

Lebih lanjut Nanang menambahkan bahwa blok-blok yang sudah berproduksi adalah Blok K, Blok SK 309, dan Blok SK 311, sedangkan Blok P masih dalam tahap pengembangan. Sementara itu, dua blok lainnya yakni Blok H dan SK 314A merupakan blok eksplorasi.

“Produksi Nett Share Gross blok lepas pantai Sabah dan Sarawak tersebut mencapai 43 ribu sampai 45 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Diproyeksikan pada 2018, dari kawasan offshore Malaysia ini kita mampu menyumbang migas sebanyak 50 ribu BOEPD untuk memperkuat stok kebutuhan energi dalam negeri,” ujar Nanang.

Setelah mengakuisisi 30 persen saham Murphy yang ada di Malaysia, Pertamina melalui PMEP akan mendirikan kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia serta menempatkan beberapa pekerja staf sesuai kebutuhan seperti Country Manager, Staf Comercial, General Support, dan Operation.

“Kita mengetahui aset ini strategis serta memberikan impact yang signifikan terhadap produksi dan finansial. Karena itu, kita ingin bergerak sebagai mitra yang aktif, bukan silent partner supaya bisa memberikan keuntungan optimal untuk perusahaan,” kata Nanang. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER