OJK: Singapura Tertutup dan Sulit Diajak Kerjasama

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Selasa, 19 Mei 2015 12:43 WIB
"Singapura tidak membuka dirinya seperti Malaysia. Kita juga tidak bisa terlalu lunak kita harus tetap perjuangkan kesetaraan," ujar Nelson Tampubolon.
(dari kiri) Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad bersama Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon saat memeberikan keterangan pada wartawan di Jakarta, Rabu 19 November 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia telah menandatangani kerjasama perbankan Asean dalam Asean Banking Integration Framework (ABIF). Meski begitu, otoritas dalam negeri merasa terdapat kesulitan ketika melakukan kerjasama dengan Singapura yang dinilai tertutup dan protektif.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nelson Tampubolon, mengatakan sebelum ABIF ditandatangani, Indonesia akan melakukan perjanjian kerjasama dengan masing-masing negara ASEAN. Sejauh ini, OJK telah melakukan perjanjian bilateral dengan Malaysia.

Namun, OJK merasa kesulitan saat melakukan perjanjian bilateral dengan negara Asean lainnya, yakni Singapura. Selama ini diketahui, Singapura dengan mudah dan leluasa membuka cabang bank di Indonesia, namun keleluasaan ini tidak berlaku bagi perbankan Indonesia di Singapura.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Singapura tidak membuka dirinya seperti Malaysia. Kita juga tidak bisa terlalu lunak kita harus tetap perjuangkan kesetaraan," ujar Nelson dalam survei perbankan yang digelar Pricewaterhouse Cooper (PwC) di Jakarta, Selasa (19/5).

Oleh karena itu, OJK akan melakukan negosiasi ulang dengan otoritas keuangan negari singa itu guna menerapkan asas resiprokal sesuai yang disepakati dalam perjanjian ABIF. Sebab, menurut Nelson pada akhirnya perjanjian bilateral lah yang membentuk pola kerjasama antar negara.

"Poin negosiasi mereka sudah besar di sini, kita juga ingin besar di sana. Pertama kalau resiprokal itu yang penting sudah dituangkan dalam ABIF. Dan yang paling penting adalah memperkecil jarak ketertinggalan kita (reducing the gap)," kata Nelson.

Nelson menampik, keberatan Singapura membuka pintu akses lebih lebar kepada perbankan Indonesia adalah karena masalah modal dan aset perbankan Indonesia yang lebih kecil dibandingkan dengan bank-bank milik Singapura.

"Bank kita yang besar-besar juga banyak. Ya mungkin mereka menikmati dengan kondisi sekarang. Mereka ingin masukkan lagi beberapa bank ke Indonesia, kita pertimbangkan lagi dahulu, tapi yang penting harus equal dan reducing the gap dulu lah," kata Nelson. (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER