Jakarta, CNN Indonesia -- Jajaran Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero) telah mengantongi sejumlah rekomendasi untuk direksi BUMN minyak dan gas tersebut guna menggenjot kegiatannya di sektor hulu. Supervisi ditingkatkan karena mempertimbangkan sektor hulu sebagai sumber pemasukan terbesar perseroan.
"Manajemen sekilas memiliki roadmap akan meningkatkan kegiatan di sektor hulu. Berarti (manajemen) harus agresif di situ. Karena sektor hulu memang kami nilai mendatangkan banyak keuntungan dan memiliki banyak nilai tambah dari pada (bisnis) midstream maupun downstream," ujar Tanri di acara The 39 th IPA Convention and Exhibition di Jakarta, Rabu (20/5).
Selain dorongan di sektor hulu (upstream), Tanri mengatakan dewan pengawas juga akan mendorong Pertamina melakukan transformasi di semua lini bisnis yang selama ini dinilai kurang efektif. Ia mengatakan hal ini dilakukan dalam rangka efisiensi di tengah lesunya industri migas akibat anjloknya harga minyak dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penghapusan Petral itu adalah bagian dari transformasi untuk meningkatkan efisiensi. Kita ingin merubah hal-hal menuju yang lebih baik karena Pertamina adalah lembaga ekonomi. Dimana tujuannya (bisnisnya) ialah mampu meningkatkan investasi," kata Tanri.
Disamping itu, pihaknya juga akan merekomendasi jajaran direksi Pertamina untuk lebih cermat dalam menentukan prioritas bisnis. Pasalnya, lesunya industri migas menyebabkan investasi Pertamina turun dari kisaran US$ 6 miliar menjadi US$ 4,29 miliar pada tahun ini.
"Jadi harus pandai-pandai memilih prioritas. Tapi saya pikir Pertamina juga harus mengembangkan teknologi di pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Karena apa? Karena Pertamina memiliki kemampuan, baik dari segi pendanaan maupu sumber daya manusia," ucapnya.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam memastikan pihaknya akan menjaga laju produksi migas di tengah penurunan alami (deklinasi) sumur dan rendahnya harga minyak dunia.
Syamsu mengatakan Pertamina telah merevisi kembali rencana kerja dan anggaran atau Work Program and Budgeting (WP&B) anak usaha perseroan, yakni PT Pertamina EP, meski industri migas nasional masih dibayangi dua katalis negatif tersebut.
"Penurunan (pengembangan) sumur EP ga jadi 100, jadinya 89 saja dan semuanya sumur produksi. Tapi dengan begitu produkai enggak boleh turun," tuturnya.
(ags)