Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan kasus beras plastik yang dilaporkan konsumen di Kota Bekasi belum ditemukan di negara lain. Kepala BPOM Roy Alexander Sparringa menyampaikan hal tersebut setelah mendapatkan informasi dari Jaringan Otoritas Keamanan Pangan Internasional (International Food Safety Authorities Network/INFOSAN), sebuah lembaga di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
"Kami (BPOM) telah mengkontak INFOSAN pusat, menyampaikan apakah ada kasus serupa saat ini di dunia sana artinya di luar Indonesia. Kami telah mendapatkan informasi bahwa tidak ada laporan tersebut di negara manapun, pada saat ini," ujar Roy dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (22/5).
Selanjutnya, Roy mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan berhati-hati. BPOM akan terus berkoodinasi dengan instansi terkait, dalam hal ini Kemendag, Kepolisian Republik Indonesia, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bekasi dan Jakarta, untuk menyelesaikan kasus penemuan beras yang diduga terbuat dari plastik di Pasar Mutiara Gading, Bekasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi masyarakat yang ingin melaporkan keanehan pada produk makanan ataupun obat-obatan yang akan dikonsumsi dapat menghubungi
call center BPOM di nomor 1500533, tarif pulsa lokal berlaku untuk seluruh Indonesia.
Hingga berita ini diturunkan BPOM belum juga mengumumkan hasil uji laboratorium atas sampel beras yang diduga terbuat dari plastik yang diserahkan oleh Badan Reserse dan Kriminal Polri sejak Selasa (19/5) malam. Diperkirakan, hasil uji laboratorium itu dapat diketahui hari ini, yang selanjutnya akan disampaikan kepada Bareskrim Polri.
“Dalam kasus ini tentu kami sangat hati-hati. Tidak hanya uji (laboratorium) itu untuk mengetahui ada tidaknya plastik yang diduga, tetapi lebih kepada risiko, apa kandungan (beras),” kata Roy.
(ded/ded)