Jakarta, CNN Indonesia -- Agresivitas pembangunan di wilayah timur Indonesia dikhawatirkan akan menggerus areal persawahan. Padahal, pemerintah sedang mengejar target swasembada pangan.
“Tolong jangan sentuh sawah kami. Saya ingatkan kita adalah bangsa Kejo (nasi), kalau kita bermain-main dengan sawah tunggu saja kehancuran kita," ujar Direktur Jenderal Sarana dan Prasarana Kementerian Pertanian Tunggul Iman Panuju, di Jakarta, Senin (25/5).
Tunggul menyampaikan hal itu saat berbicara dengan para pengusaha dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia dalam sebuah forum diskusi Investasi di Indonesia Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pembangunan real estate di kawasan timur juga sangat cepat, khususnya di kawasan Maluku Tengah. Pembangunan itu rupanya telah menggerus areal persawahan di sana. Ini menambah cepat pengurangan areal persawahan di Indonesia.
Berdasarkan data Kadin, luas sawah di Indonesia kini menjadi yang terendah, yaitu 7,75 juta hektare. Bandingkan dengan Thailand yang mencapai 31,84 juta hektare, India 161,75 hektare, dan China seluas 143,63 juta hektare.
Lahan persawahan menyusut terutama disebabkan oleh konversi lahan pertanian. Bahkan, tahun depan dikhawatirkan akan makin susut seiring realisasi Tata Ruang Wilayah. Diperkirakan akan ada 2 juta hektare sawah yang hilang.
Perda-perda yang terbit, kata Tunggul, banyak yang tidak berpihak pada pertanian. Oleh sebab itu, dia minta supaya dikaji ulang. “Tujuannya agar sawah yang ada dapat dipertahankan,” katanya.
Untuk kawasan timur, Kementerian Pertanian berencana membangun sawah seluas 1 juta hektare. Namun pengadaan lahan untuk program itu bisa terganjal program pembangunan infrastruktur.
(ded/ded)