Kadin: Kebijakan Pelonggaran Syarat Kredit dari BI Sia-sia

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 25 Mei 2015 14:47 WIB
Menurut Kadin, di tengah daya beli masyarakat yang rendah maka perbankan akan cenderung hati-hati dalam menyalurkan kredit.
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro (dua dari kanan) didampingi Dirjen Pajak Sigit Priadi (kanan) berbincang bersama Ketua Umum REI Eddy Hussy (kiri) dan Wakil Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani (kedua kiri) usai melakukan pertemuan membahas kondisi dunia usaha di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (13/5). Kementerian Keuangan mendukung penuh dunia usaha berkembang maksimal dengan menjaga keseimbangan target penerimaan pajak yang hal ini juga didukung penuh oleh kalangan dunia usaha dari Kadin, Apindo, REI, INSA, dan asosiasi lainnya. (ANTARA FOTO/Efendi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Upaya Bank Indonesia (BI) memberikan stimulus sektor properti dan otomotif roda dua melalui pelonggaran kredit (loan to value/LTV) dirasa tidak akan berpengaruh secara signifikan membantu pelaku usaha sektor tersebut. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P. Roeslani memastikan kebijakan tersebut hanya sedikit dampaknya apabila daya beli masyarakat masih sangat lemah.

"Kalau dari properti hampir tiga tahun stagnan karena perekonomian kita tumbuhnya kurang signifikan. Sekarang perekonomian sedang mengalami koreksi maka otomatis permintaan properti terutama yang high end agak stagnan," kata Rosan saat ditemui di Jakarta, Senin (25/5).

Terlebih jika melihat kondisi perbankan yang menganut sistem kebijakan ketat dan tidak bisa sembarangan menyalurkan kredit secara jor-joran. Menurutnya perbankan tahun ini cenderung berhati-hati dalam menempatkan portofolio kreditnya.

"Ketika saya bicara dengan perbankan, kredit macet (non performing loans/NPL) memang ada kekhawatiran akan meningkat dan itu juga disebabkan dari sektor properti juga," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika pemerintah ingin menggenjot sektor properti, Rosan berharap insentif ke perbankan juga harus diberikan.

"Karena memang pada dasarnya daya saing kita sedang menurun jadi ke depan pemeringah juga harus memberikan insentif-insentif baik dari segi perbankan regulasinya supaya roda perekonomian kita menjadi lebih baik,” katanya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER