Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan telah mengantongi komitmen investasi sebesar US$ 40 juta atau sekitar Rp 520 miliar dari perusahaan galangan kapal asal Jepang, Tsuneishi Ship Building. Untuk merealisasikan investasinya di Indonesia, jajaran BKPM pun akan mengundang manajemen Tsuneishi untuk melihat lima lokasi yang akan ditawarkan pemerintah.
"Pada tahap pertama ini mereka akan menanamkan modal US$ 40 juta dan berpotensi untuk melakukan perluasan. Nantinya kami akan mengundang pihak Tsuneishi mengunjungi lima lokasi yang kami tawarkan yaitu Lampung, Lamongan, Surabaya, Makassar dan Manado," ujar Kepala BKPM Franky Sibarani di sela kunjungannya ke pabrik Tsuneishi Ship Building, Fukuyama, Jepang, Senin (25/5).
Franky mengatakan, untuk terus meningkatkan angka investasi di sektor kemaritiman pihaknya juga akan terus melakukan komunikasi yang intens dengan perwakilan BKPM di Tokyo, Jepang. Bersamaan dengan itu, mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini pun juga meminta perwakilan BKPM di negeri Sakura untuk terus mengawal realisasi investasinya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam pertemuan dengan manajemen Tsuneishi sendiri sudah memastikan untuk menanamkan modalnya di Indonesia," tuturnya.
Di kesempatan berbeda, Chairman dan President Tsuneishi Holdings, Yasuharu Fushimi mengatakan bahwa investasinya di Indonesia adalah tahap pertama dari dua fase penanaman modal yang akan dilakukan oleh perseroan. Di tahap pertama, perusahaan akan masuk dalam jasa reparasi kapal. Sementara pada tahap kedua perusahaan akan berinvestasi sektor industri perkapalan.
"Kami melihat potensi yang cukup besar untuk membangun industri perkapalan Indonesia. Kami telah menghitung ada sekitar 3.293 kapal per tahun yang berpotensi menjadi pasar jasa reparasi kapal," tambah Fushimi di lokasi yang sama.
Selain membidik Indonesia, manajemen Tsuneishi juga akan melakukan investasi di Myanmar, Kamboja, dan Vietnam. Namun, ia merasa Indonesia lebih prospektif lantaran konsep tol laut yang dicanangkan pemerintah.
"Kami yakin, program tol laut yang digagas Presiden Jokowi akan menjadikan industri perkapalan di Indonesia cukup bagus prospeknya. Hal itu menjadi pertimbangan kami memilih untuk merencanakan investasi di Indonesia, selain pertimbangan ekonomi lainnya, seperti upah tenaga kerja, angka inflasi, ketersediaan lahan, listrik, logistik, iklim, dan kemudahan akses dari Jepang. Kami berharap program tol laut tersebut dapat segera terealisasi," katanya.
Sebagai informasi, Tsuneishi Ship Building merupakan industri perkapalan nomor tujuh terbesar di Jepang yang juga telah membangun membangun industri galangan kapal di Filipina, Tiongkok, dan Paraguay. Investasi senilai US$ 40 juta ini diharapkan mampu menyerap pekerja hingga 1.000 orang.
Data BKPM sendiri menunjukkan adanya US$ 1,2 miliar realisasi investasi Jepang pada kuartal I 2015, atau meningkat sebesar 80,77 persen dibanding angka kuartal sebelumnya yang bernilai US$ 663,8 juta. Sedangkan rasio realisasi investasi Jepang mencapai 51 persen antara tahun 2010 hingga 2014, dengan nilai investasi terealisasi mencapai US$ 12,1 miliar dari rencana US$ 23,6 miliar.
(dim/ded)