Roadshow Tiga Kota BKPM Berbuah Janji Investasi US$ 559 Juta

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 27 Mei 2015 09:47 WIB
Sepanjang pekan kemarin, BKPM melakukan roadshow ke Medan, Manado, dan Mataram untuk menjaring minat investor asing dan lokal.
Kepala BKPM Franky Sibarani meninjau kantor Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) di Praya, Kamis (21/5). (CNN Indonesia/Galih Gumelar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Minat investor untuk menanamkan modal di bidang energi terbarukan semakin terlihat setelah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan lawatan ke tiga kota di Indonesia pada pekan lalu, yaitu Medan, Manado, dan Mataram. Instansi yang dipimpin oleh Franky Sibarani itu mengaku telah mengantongi komitmen investasi sebesar US$ 459 juta-US$ 559 juta usai menggelar roadshow yang mayoritas datang dari pemodal asing.

"Minat investasi di bidang kelistrikan ini cukup menggembirakan mengingat sektor ini yang termasuk dalam bidang usaha prioritas yang tengah gencar didorong oleh Pemerintah RI dengan program 35 ribu Megawatt (MW) dalam lima tahun," ungkap Deputi bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga di Jakarta, Rabu (27/5).

Dalam lawatan pertamanya ke Medan, Himawan menuturkan BKPM telah menjaring minat investasi sebesar US$ 108 juta yang paling banyak datang dari calon investor yang berminat pada bidang filtrasi air minum, pembangkit tenaga listrik berbasis wood chip dan wood pellet, jasa perdagangan (laboratorium), industri pengolahan kopi, industri peralatan cargo handling, sampai investasi dasar seperti energi biomassa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain dari Medan, ketertarikan investor akan energi biomassa juga terlihat di Manado, dimana satu perusahaan konsorsium yang terdiri dari empat perusahaan Korea Selatan secara serius tengah membidik 20 lokasi di seluruh Indonesia di dalam bidang pembangkit listrik tenaga biomassa, dengan kapasitas masing-masing sebesar 10 megawatt. Diperkirakan total investasi yang akan digelontorkan mencapai sekiitar US$ 200 hingga 300 juta.

"Sedangkan di Mataram kemarin, kami berhasil menarik minat investasi sebesar US$ 151 juta yang berasal dari investor Inggris, Australia, dan Korea Selatan, diantaranya tertarik untuk menanamkan modal di bidang pembangkit tenaga listrik berbasis biomassa dan tenaga surya," tambahnya.

Dengan semakin banyaknya komitmen investasi ini, Kepala BKPM Franky Sibarani optimistis target penanaman modal tahun ini yang dipatok sebesar Rp 519,5 triliun dapat tercapai. Apalagi BKPM juga telah memfasilitasi 22 proyek investasi mangkrak dengan nilai sebesar Rp 99,9 triliun.

"Kami semakin optimistis target investasi Rp 519,5 Triliun pada 2015, dengan proyeksi di wilayah Jawa sebesar Rp 282,6 triliun, Bali dan Nusa Tenggara Rp 19 triliun, dan Papua sebesar Rp 33,2 triliun akan dapat tercapai. Tentunya kami berharap investasi yang datang dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing serta memberdayakan potensi lokal," ujar Franky.

Sebelumnya, BKPM juga telah menjaring minat investasi energi terbarukan dengan nilai US$ 4,01 miliar dari Skotlandia berupa pembangunan pembangkit listrik energi matahari berkapasitas di atas 10 MW dan off-shore tidal energy. Bahkan dikabarkan perwakilan Skotlandia akan menyambangi Indonesia pada bulan November mendatang untuk meninjau lokasi investasi.

Sebagai informasi, realisasi investasi hijau sejak 2010 hingga 2014 mencapai US$ 41 miliar atau setara dengan Rp 486 triliun, yang terdiri dari penanaman modal asing (PMA) US$ 26,8 miliar dan investasi dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 139,1 triliun. Dengan total investasi sebesar Rp 1.600 triliun pada periode tersebut, investasi hijau berkontribusi 30,3 persen.

Sedangkan pada 2019, BKPM menargetkan penanaman modal asing (PMA) investasi hijau sebesar US$ 56 miliar dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 448 triliun, di mana gabungan keduanya berjumlah US$ 100 miliar. BKPM juga menargetkan pertumbuhan investasi hijau sebesar 20 persen setiap tahun. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER